Jumat, 16 Februari 2018

MAKALAH PSIKOLOGI KONSEP PRILAKU MANUSIA


MAKALAH PSIKOLOGI
KONSEP PERILAKU MANUSIA

DISUSUN
O
L
E
H
1.      Kris Moneka                                  17150043
2.      Oki Wana Sari                               17150012
3.      Sumartini Retno Utami                17150017
4.      Beatrix Yenike Zangga                 17150036
5.      Fika Lia Liana                               17150039
6.      Dian Ayu Safitri                            17150006
7.      Fadila Rambu Ana Awa               17150031
8.      Paustina Atvila A.Mahuze           17150045
PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

Bab I
Pendahuluan
    A.    Latar belakang.
Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku dikatakan wajar apabila ada penyesuaian diri yang harus diselaraskan dengan peran manusia sebagai individu, social, dan berketuhanan. Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dll. Untuk aktivitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misal : kaki yang satu diletakkan pada kaki yang lain.
Jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku ia sedang membaca, sekalipun pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam tubuh manusia itu sendiri. Perilaku terdiri dari aktivitas- aktivitas yang berlangsung, baik didalam maupun diluar.
     B.     Rumusan masalah.
1.      Apakah yang dimaksud perilaku manusia.
2.      Bagaimana proses pembentukan perilku manusia.
3.      Factor yang mempengaruhi perilku manusia.
4.      Macam-macam perilaku manuisa.
5.      Macam-macam klasifikasi perilaku yang lain.
6.      Bentuk-bentuk perubahan perilaku.
7.      4 Teori utama psikologi modern dalam memandang perilaku manusia.

     C.    Tujuan.
1.      Mengetahui pengertian perilaku manusia.
2.      Memahami proses pembentukan manusia.
3.      Mampu menyebutkan factor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia.
4.      Mengetahui macam-macam perilaku manusia.
5.      Mengetahui macam-macam klasifikasi perilaku yang lain.
6.      Mengetahui bentuk-bentuk perubahan perilaku manusia.
7.      Mengetahui 4 Teori utama psikologi modern dalam memandang perilaku manusia.

















Bab II
Pembahasan
      A.    Pengertian prilaku manusia.
Ilustrasi berbagai perilaku manusia dalam keramaian.
Prilaku manusia adalah sekumpulan prilaku yang dimiliki oleh manusia dengan di pengaruhi oleh adat, sikap,emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Prilaku seseorang di kelompokan kedalam prilaku wajar, prilaku dapat diterima, prilaku aneh, dan prilaku menyimpang. Dalam sosiologi, prilaku di anggap sebagai sesuatu yang tidak ditunjukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan social manusia yang sangat mendasar. Prilaku tidak boleh disalah artikan sebagai prilaku social, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi karena prilaku social adalah prilaku yang secara khusus ditunjukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap prilaku seseorang diukur relatif terhadap norma social dan diatur oleh berbagai kontrol social. Dalam kedokteran prilaku seseorang dan keluarganya dipelajari untuk mengindentifikasi factor penyebab, pencetus atau yang memperberat timbulnya kesehatan. Intervensi terhadap prilaku serng kali dilakukan dalam rangka penatalaksanaan yang holistic dan komperhensif. Prilaku manusia dipelajari dalam ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi, anteropologi dan kedokteran.
     B.     Proses pembentukan perilaku manusia.
Menurut Walgito (2003), pembentukan perilaku manusia dibagi menjadi 3 cara sesuai keadaan yang diharapkan, yakni :
1.      Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan.
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, maka akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut. Cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning baik yang dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner terdapat pendapat yang tidak seratus persen sama, namun para ahli tersebut, mempunytai dasar pandangan yang tidak jauh beda satu sama lain.
2.    Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight).
Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan, pembentukan perilaku juga dapat ditempuh dengan pengertian. Cara ini didasarkan atas teori belajar kognitif yaitu belajar disertai dengan adanya pengertian. Bila dalam eksperimen Thorndike dalam belajar yang dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam belajar yang dipentingkan dalah pengertian. Kohler adalah salah satu tokoh psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif.
3.    Pembentukan perilaku dengan menggunakan model.
Disamping cara-cara pembentukan perilaku diatas, pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Pemimpin dijadikan model atau contoh bagi yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan oleh teori belajar sosial (social learning theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (1977).


C.    Faktor – factor yang mempengaruhi prilaku manusia.
1.      Faktor personal :
·         Factor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan factor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, prilaku social dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah deprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
·         Factor sosiopsikologis kita dapat mengklasifikasikannya kedalam tiga komponen :
a.       Komponen afektif : merupakan aspek emosional dari factor sosiopsikologis, didahulukan karena erat hakikatnya dengan pembicaraan sebelumnya.
b.      Komponen kongnitif : aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
c.       Komponen konatif : aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemampuan bertindak.
2.      Faktor sitosional.
Salah satu factor yang mempengaruhi  prilaku manusia adalah factor situasional. Menurut pendekatan ini, prilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan atau situasi factor-faktor situasionalini berupa :
a.       Factor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang.
b.      Factor temporal, misal keadaan emosi.
c.       Suasana prilaku, misal cara berpakaian dan berbicara.
d.      Teknologi.
e.       Factor social, mencakup system peran, struktur social dan karakteristik social individu.
f.       Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya.
g.      Stimuli yang mendorong dan memperteguh prilaku.

3.      Sikap.
Sikap seorang rapper berbedadengan sikap orang lain.
adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap prilaku tertentu. Sikap juga merupakan pernyataan evalulatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaaan seseorang terhadap sesuatu.
·         Komponen utama sikap.
Sikap mempunyai tiga komponen utama : kesadaran, perasaan dan prilaku. Keyakinan bahwa “Diskriminasi itu salah” merupakan sebuah pernyataan evaluatif. Opini semacam ini adalah komponen kongnitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap komponen aktifnya. Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan. Akhirnya perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari prilaku. Prilaku yang dimaksud adalah berprilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
4.      Karakter.
Karakter atau watak adalah sifat batin yang mempengaruhi  segenap pikiran, prilaku,budi pekerti, dan tabiat yang di miliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Jenis karakter manusia berbeda-beda contonya : pemarah, penyabar, pemaaf, ceria, tidak percaya diri, bijaksana, pendiam, pendendam, penghianat, penyayang, penakut, pembenci, pemalas, rajin, sombong, cuek, penghina, munafik, jujur, licik, egois,iri, tamak, setia, buas, jinak, hemat, boros dan pelit.
5.      Kepribadian.
                   Pemilihan gaya rambut adalah bagian dari ekspresi kepribadin.
Kepribadian adalah keseluruhan cara seseorang individu bereaksi dan berintraksi dengan individu lain.
·         Struktur keperibadian
Keperibadian sebagai organisasi tingkah laku dipandang eysenck memiliki empat tingkatan hiearki, berturut turut dari hiearki yang tinggi ke hiearki yang rendah
a.       Hiearki tertinngi: tipe/super traitis, kumpulan dari trait yang mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas
b.      Hiearki kedua: trait, kumpulan kecendrungana kegiaatan, koneksi respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi keperibadian yang penting dan permanen
c.       Hiearki ketiga: kebiasa tingkah laku atau cara pikir,kumpulan respon spesifik, tingkah laku atau pikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.
d.      Hiearki terendah: respon sepesifik, tingkah laku yang secara actual dapat di amati, yang berfungsi untuk respon tehadap suatu.

·         Ciri – ciri keperibadian
a.       Karakter yaitu konsekwen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, kongsisten tidanya dalam memegang pendirian atau pendapat.
b.      Tempramen yaitu diposisis reaktif seseorang atau cepat lambatnya bereaksi terhadap ransangan – ransangan yanag dating dari lingkungan.
c.       Sikap : sambutan terhadap objek yang bersifat positif negative dan ambivialen
d.      Stabilitas emosi yaitu kadar kesetabilan reaksi emosional terhadap ransangan dari lingkungan.
e.       Responsiblitas ( tanggung jawab ) adalah kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau melarikan diri dari resiko yang di hadapi
f.       Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal.
·         Kepribadian yang sehat.
a.       Mampu menilai diri sendiri secara realistik
b.      Mampu menilai situasi aecara realistik.
c.       Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara relistik.
d.      Menerima tanggung jawab.
e.       Kemandirian.
f.       Dapat mengontrol emosi.
g.      Berorentasi tujuan, keluar.
h.      Penerimaan social
i.        Memiliki filsafat hidup.
j.        Berbahagia.
·         Kepribadian yang tidak sehat.
a.       Mudah marah.
b.      Menunjukan kekhwatiran dan kecemasan.
c.       Sering merasa tertekan
d.      Bersikap kejam atau senang mengangu orang lain yang usiannya lebih muda atau terhadap binatang.
e.       Ketidakmampuan untuk menghindar dari prilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum.
f.       Kebiasaan berbohong.
g.      Hiperaktif.
h.      Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
i.        Senang mengkritik atau mencemoh orang lain.
j.        Sulit tidur.
k.      Kurang memiliki rasa tanggung jawab.
l.        Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama.
m.    Pesimis dalam menghadapi kehidupan.
·         Factor-faktor penentu kepribadian .
a.       Factor keturunan
Keturunan merujuk pada factor genetika seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan reflex, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis,psikologis dan psikologis bawaan dari individu.
ü  Azas reproduksi
ü  Azas variasi
ü  Azas regresi filial
ü  Azas jenis menyilang
ü  Azas
b.      Factor lingkungan
Factor pembentukan karakter lainnya adalah lingkungan dimana seseorang tumbuh dan dibesarkan.
ü  Lingkungan manusia
ü  Lingkungan benda
ü  Lingkungan geografis

6.      Norma social adalah pengaruh tekanan social.
7.      Kontrol prilaku pribadi adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu prilaku.
Benjamin bloom, seorang psikolog pendidikan, membedakan adanya tiga perilaku yakni kognitif, afektif, psikomotor. Kemudian dalam perkembagannya, domain prilaku yang diklasifikasikan oleh bloom dibagi menjadi tiga tingkat :
1.      Pengetahuan (knowledge).
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek indra yang dimilikinya.
2.      Sikap (attude).
Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang bersangkutan.
3.      Tindakan atau praktik (practice).
Tindakan ini merujuk pada prilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikapnya yang dimiliki.

     D.    Macam-macam perilaku manusia.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
1.      Perilaku tertutup (convert behavior).
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2.    Perilaku terbuka (overt behavior).
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

     E.     Macam-macam klasifikasi perilaku yang lain.
     1.      Perilaku refleks.
Dilakukan oleh manusia secara otomatis. Perilaku ini diluar lapangan kemampuan manusia serta terjadi tanpa dipikir atau diinginkan, kadang-kadang terjadi tanpa disadari sama sekali. Perilaku refleks ini secara umum mempunyai tujuan menghindari ancaman yang merusak keberadaan individu sehingga individu dapat berperilaku dengan normal.
    2.    Perilaku refleks bersyarat.
Merupakan perilaku yang muncul karena adanya rangsangan tertentu. Reaksi ini wajar dan merupakan pembawaan manusia dan bisa dipelajari atau dapat dari pengalaman. Dengan demikian gerak refleks adalah kesatuan kelakuan dan berdasarkan kelakuan itu tersusunlah kelakuan manusia yang kompleks dengan segala tingkatan. Apabila timbulnya rangsangan berulang-ulang maka perilaku refleks bersyarat akan lemah.
    3.    Perilaku yang mempunyai tujuan.
Yaitu perilaku naluri adalah gerak refleks yang kompleks atau merupakan rangkaian tahap-tahap yang banyak, masing-masing tahap merupakan perilaku refleks yang sederhana. Ada tiga gejala yang menyertai perilaku bertujuan yaitu pengenalan, perasaan atau emosi, dorongan, keinginan, atau motif.


F.     Bentuk-bentuk perubahan perilaku.
Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep yang digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap perilaku. Di bawah ini diuraikan bentuk-bentuk perubahan perilaku menurut WHO. Menurut WHO, perubahan perilaku itu dikelompokkan menjadi tiga.
1.      Perubahan Alamiah (Natural Change).
Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggota-anggota masyarakat di dalamnya juga akan mengalami perubahan.
            2.      Perubahan Terencana (Planned Change).
             Perubahan perilaku ini  terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
            3.      Kesediaan untuk Berubah (Readdiness to Change).
            Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut (berubah perilakunya), dan sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah (readdiness to change) yang berbeda-beda meskipun kondisinya sama.

      G.    4 Teori utama psikologi modern dalam memandang perilaku manusia.
1.      Pendekatan Neurobiologis.
Pendekatan yang berusaha menghubungkan tindakan dengan kejadian yang berlangsung didalam tubuh manusia, terutama dalam otak dan susunan syaraf. Pendekatan ini mencoba menyederhanakan prilaku yang dapat diamati dan kejadian-kejadian mental menjadi proses biologis. Penemuan penelitian menunjukan ada hubungan yang erat antara aktivitas otak dengan prilaku dan dengan pengalaman. Misalnya reaksi emosi pada manusia dan hewan dapat dirangsang dengan listrik.
2.      Pendekatan Psikoanalisis.
Prilaku manusia ditentukan oleh insting bawaan yang sebagaian besar tidak disadari dalam pandangan psikoanalisis kepribadian manusia merupakan interaksi antara Id, Ego dan superego.
3.      Pendekatan Behaviorisme.
Menganalisis prilaku manusia hanya berdasarkan perilaku yang Nampak dan dapat diukur.
4.      Pendekatan Humanistik.
Pendekatan yang humanistik mulai dalam menangapi keprihatinan yang dirasakan oleh para terapis terhadap keterbatasan teori-teori psikodinamik, khususnya paikoanalisis.










Bab III
Penutup
          A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya. Perilaku manusi terdiri dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, sifat-sifat umum dan khusus perilaku manusia, bentuk-bentuk perubahan perilaku, dan macam-macam perilaku manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku terdiri Faktor Personal,  dan Faktor Situsional. Sifat-sifat umumnya terdiri dari pengamatan, perhatian, tanggap, fantasi, ingatan, berfikir, motif. Bentuk-bentuk perilakunya yaitu, perbahan alamiah, perubahan terencana, kesediaan untuk berubah. Begitu juga macam-macam perilakunya yaitu perilaku refleks dan perilaku refleks bersyarat.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan berbeda, dari perbedaan itu pula yang menyebabkan adanya interaksi social diantara manusia.Teori-teori diatas juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku itu didorong dan diarahkan ketujuan. Mereka juga menunjukkan pada kita bahwa perilaku yang ingin mencapai tujuan cenderung untuk menetap.Terkadang manusia merasa nyaman dengan perbedan tetapi ada juga yang tidak merasa nyaman dalam perbedaan yang ada dikarenakan lingkungan tempat manusia tersebut.










Daftar Pustaka
Mappiare, Andi. Psikologi Remaja, Surabaya: Usaha Nasional Surabaya, 1982. Hlm. 149
Smet, Bart. Psikologi Kesehatan, Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia, 1994. Hlm. 56
Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono, Solita. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hlm. 23
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi Buku 1, 2007, Jakarta: Salemba Empat, hal. 92-102.
http://ajieprakoso.blogspot.co.id/2011/11/berbagai-pendekatan-psikologi-tentang.html






Tidak ada komentar:

Posting Komentar