ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN
REPRODUKSI WANITA
DISUSUN
O
L
E
H
NAMA
: KRIS MONEKA
NIM : 17150043
PRODI
D III KEBIDANAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
A.
ANATOMI
DAN FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA.
1. Genetalia Eksterna/bagian luar.
a. Mons
veneris/mons pubis.
Merupakan bagian yang
menonjol berisi jaringan lemak dan sedikit jaringan lemak dan sedikit jaringan
ikat yang terletak diatas shympisis pubis. Setelah pubertas kulit dari mons
veneris tertutup oleh rambut-rambut. Mons veneris berfungsi untuk melindungi
alat genetalia dari masuknya kotoran selain itu untuk estetika.
b. Labia
mayora/bibir besar.
Merupakan kelanjutan
dari mons veneris berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan
berjalan kebawah dan belakang. Kedua bibir ini dibagian bahwa bertemu membentuk
perineum (pemisah anus dengan vulva). Berfungsi untuk menutupi organ-organ
genetalia didalamnya dan mengeluarkan cairan pelumas pada saat menerima
rangsangan.
c. Labia
minora/bibir kecil.
Merupakan lipatan
dibagian dalam bibir besar, tanpa rambut. Dibagian atas klitoris dan dibagian
atas klitoris dan dibagian bawahnya bertemu membentuk frenulum klitoridis.
Bibir kecil ini mengelilingi orifisum vagina.
d. Clitoris/kelentit.
Merupakan sebuah jaringan
erektil kecil yang serupa dengan penis laki-laki. Mengandung banyak urat-urat
syaraf sensoris dan pembuluh-pembuluh darah sehingga sangat peka. Letaknya
anterior dalam vestibula. Berfungsi untuk menutupi organ-organ genetalia
didalamnya serta merupakan daerah erotic yang mengandung pembuluh darah dan
syaraf.
e. Vestibulum/muara
vagina.
Merupakan alat
reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua bibir kecil, bagian atas
klitoris, bagian belakang (bawah) pertemuan kedua bibir kecil bibir kecil. Pada
vestibulum terdapat muara uretra, dua lubang saluran kelenjar bartolini, dua
lubang saluran skene. Berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang berguna melumasi
vagina pada saat bersenggama.
f. Hymen/selaput
dara.
Merupakan jaringan yang
menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah robek. Hymen ini berlubang
sehingga menjadi saluran dari lender yang dikeluarkan uterus dan darah saat
menstruasi. Bila hymen tertutup seluruhnya disebut hymen imperforta dan
menimbulkan gejala klinik setelah mendapat menstruasi.
g. Perineum.
Terletak anatara vulva dan anus, panjangnya kurang
lebih 4 cm. terdapat otot-otot yang penting yaitu sfingter anus eksterna dan
interna serta dipersyarafi oleh saraf pudendus dan cabang-cabangnya.
2. Genetalia interna/bagian dalam.
a. Vagina/liang
senggama.
Merupakan saluran
muskulo-membraneus yang menghubungkan
uterus dengan vulva. Vagian terletak diantara kandung kemih dan rectum.panjang
bagian depannya 9 cm dan dinding belakangnya 11cm. Pada dinding vagina terdapat
lipatan-lipatan melintang disebut rugae. Bagian serviks yang menonjol kedalam
vagina disebut porsio. Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Vagina berfungsi sebagai saluran keluar
dari uterus yang dapat mengalirkan darah saat haid dan skeret dari uterus,
sebagai alat persetubuhan, dan sebagai jalan lahir pada waktu partus.
b. Uterus/rahim.
Uterus adalah organ
yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak didalam pelvis, antara rectum
dibelakang dan kandung kencing didepan. Berfungsi sebagai tempat calon bayi
dibesarkan. Berat normal uterus 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar uterus
kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan
yaitu, (Peritoneum, Myometrium, Endometrium).
c. Tuba
fallopi
Tuba fallopi atau
saluran telur, terdapat pada tepi atas ligamentum lantum, berjalan kearah
lateral, mulai dari ostium tuba internum pada dinding rahim. Tuba fallopi
merupakan tubule muscular, dengan panjang sekitar 12 cm dan diameternya 3 dan 8
mm. Tuba fallopi terbagi menjadi 4 bagian yaitu. (Pars interstitialis, Pars
isthmika tuba, Pars ampularis tuba, dan Pars infundibulo tuba).
Fungsi tuba fallopi
sangat penting yaitu untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi, sebagai
saluran spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi,
dantempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk
blastula, yang siap mengadakan
implantasi.
d. Ovarium.
Ovarium adalah kelenjar
berbentuk buah kenari, terletak dikanan dan kiri uterus dibawah tuba fallopi,
dan terikat di sebelah belakang oleh lingamentum latum uteri. Ovarium berisi
sejumlah besar ovum belum matang yang disebut oosit primer. Pada setiap siklus
haid sebuah ovum primitive ini mulai mematang dan kemudian cepat berkembang
menjadi folikel ovary yang vesikuler (folikel graff). Setiap bulan sebuah
folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan dan dikeluarkan pada saat
kira-kira pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi.
B.
ANATOMI
FISIOLOGI PANGGUL.
Gambar anatomi
panggul wanita
1. Pengertian
pelvis/panggul.
Pelvis/panggul
merupakan bagian dari inferioposterior batang pada perut didaerah transisi
antara batang tubuh dan anggota tubuh bagian bawah (paha hingga kaki).
·
Pelvis mayor adalah bangian pelvis yang
terletak diatas linea terminalis, disebut juga dengan false pelvis. Pelvis
mayor merupakan tempat pelekatan otot-otot dan ligamen kedinding tubuh. Pelvis
mayor mendukung isi perut seperti usus, hati, ginjal, pancreas.
·
Pelvis minor merupakan saluran tulang
yang harus dilalui oleh oleh janin pada proses persalinan. Pada wanita diluar
kehamilan artikulasio hanya memungkinkan pergeseran sedikit, tetapi pada
kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser lebih jauh dan lebih longgar, misalnya
ujung koksigis dapat bergerak kebelakang sampai sejauh lebih kurang 2,5cm.
pelvis minor tempat organ-organ seperti uterus, ovarium, vagina, kandung kemih.
2.
TULANG
YANG MENYUSUN PANGGUL.
Tulang
panggul terdiri dari 4 buah tulang yaitu (2 buah os coxae, 1 buah os sacrum,
dan 1 buah os coccygis).
1. Tulang
pangkal paha (os coxae).
Tulang coxae terdiri
atas 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain. Batas os coxae dari
articulatio sakroiliaka sampai pertengahan pubis. Os coxae terbagi menjadi tiga
yaitu (os ilium, os ishcium, dan os pubis).
2. Tulang
kelagkangan (os sacrum).
Tulang kelangkang
berbentuk segitiga melebar diatas dan meruncing kebawah. Batas-batas dari os
sacrum yaitu (articulation sakro iliaca, prosesus lumbal, coccygis,
promontorium).
3. Tulang
tungging (os coccygis).
Berbentuk segitiga dan
terdiri atas 3-5 ruas bersatu. Os coccygis bersifat lentur, kelenturannya
mempengaruhi lebar dari ukuran panggul dalam.
3. UKURAN-UKURAN PANGGUL.
a. Ukuran
Dalam Panggul.
·
Conjungata vera yaitu perbatasan dari
tepi atas syimpisis sampai kepromontorium, tidak dapat diukur secara klinis
(kurang lebih 11cm).
·
conjugata diagonalis yaitu tepi bawah
syimpisis sampai ke promontorium (kurang dari 12-13cm).
·
diameter oblique (menyilang) yaitu
articulatio saccroilliaka sampai tuber pubicum (12,5cm).
·
diameter transversal adalah jarak antara
linea terminalis kiri dan kanan (13,5cm).
b. Ukuran
Luar Panggul.
Ukuran luar panggul
tidak dapat digunakan untuk penilaian apakah persalinan dapat berlangsung
secara biasa atau tidak. Walaupun begitu ukuran luar panggul dapat member
petunjuk akan kemugkinan panggul sempit. Ukuran-ukuran luar panggul yaitu :
·
Distansia spinarum adalah jarak antara
SIAS kiri dan kanan (± 24 cm-26cm)
·
Distansia cristarum adalah jarak antara
crista iliaca kiri dan kanan (± 28 cm-30cm)
·
Diastansia boudeloque adalah jarak
antara tepi atas sympisis sampai ruas lumbal ke 5 (±18-20cm).
·
Distansia oblikua eksterna (ukuran
miring luar) jarak antara spina iliaka posterior sinistra dan spina iliaka anterior
superior dektra dan dari spina iliaka posterior dektra kespina iliaka anterior
superior sinistra. Kedua ukuran ini bersilang.
·
Distansia intertrokanterika : jarak
antara kedua trokanter mayor.
·
Distansia tuberum (±10,5cm) : jarak
antara tuber iskii kanan dan kiri.
·
Lingkar panggul adalah dari tepi atas
sympisis ke pertengahan SIAS lalu ke proxesus lumbal ke 5 kembali ke
pertengahan SIAS dan kembali ditepi atas syimpisis (80-100cm).
4.
JENIS-JENIS
PANGGUL
Gambar Jenis-jenis panggul
·
Panggul gynecoid.
·
Panggul android.
·
Panggul anthropoid.
·
Panggul platypeloid.
C. SIKLUS
MENSTRUASI.
1.
Pengertian
Siklus Menstruasi.
Menstruasi,
haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen
atau LH-Progesteron. Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28
hari, tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang
siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Menstruasi rata-rata terjadi 5
hari, 7 hari paling lama 15 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi
adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per
harinnya. Siklus menstruasi dibagi atas empat fase yaitu :
a. Fase
mentruasi.
Yaitu luruh dan
dikeluarannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan berkurangnya kadar
hormone seks. Hal ini secara bertahap terjadi pada hari ke-1 sampai 7.
b. Fase
pra-ovulasi.
Yaitu masa pembentukan
dan pematangan ovum dalam ovarium yang dipicu oleh peningkatan kadar estrogen
dalam tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap pada hari ke-7 sampai 13.
c. Fase
ovulasi.
Masa subur atau ovuasi
adalah suatu masa dalam siklus menstruasi wanita dimana sel telur matang siap
untuk dibuahi. Menurut beberapa literatur, masa subur adalah 14 hari sebelum
haid selanjutnya. Apabila wanita tersebut melakukan hubungan seksual pada masa
subur atau ovulasi maka kemugkinan terjadi kehamilan.
d. Fase
pasca ovulasi.
Yaitu masa kemunduran
ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada tahap ini, terjadi kenaikan produksi
progesteron sehingga endometrium menjadi lebih tebal dan siap menerima embiro
untuk berkembang. Jika tidak terjadi fertilisasi, maka hormone seks dalam tubuh
akan berulang dan terjadi fase mentrasi kembali.
2.
Hormon
yang mempengaruhi siklus menstruasi.
a. Estrogen.
Hormon yang diproduksi
pada ovarium ini sangat berperan didalam tubuh, terutama pada ovulasi dalam
siklus reproduksi wanita. Hormon ini juga berperan dalam perubahan tubuh masa
pubertas serta terlibat dalam pembentukan kembali lapisan rahim setelah priode
menstruasi.
b. Progesteron.
Hormon ini bekerjasama
dengan estrogen guna menjaga siklus mentruasi reproduksi dan menjaga kehamilan.
Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi si ovarium dan berperan dalam
penebalan dinding rahim.
c. Hormon
pelepas gonadotropin (GnRh).
Hormon ini membantu
memberikan rangsangan pada tubuh untuk menghasilkan hormone perangsang folikel
dan hormon pelutein.
d. Luteinizing
hormon/LH.
Sel telur dan proses
ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari hormon ini.
e. Follicle
stimulatinh hormone/FSH.
Hormon ini membantu sel
telur didalam ovarium matang dan siap untuk dilepaskan. Hormon ini diproduksi
dikelenjar pitutari pada bagian bawah otak.
D. PEMBUAHAN,
NIDASI, DAN PLASENTASI.
Untuk
terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi),
nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Setiap spermatozoa terdiri atas tiga bagian
yaitu kaput atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan
nukelus, ekor, dan bagian yang silindrik (leher) menghubungkan kepala dengan
ekor, dengan getaran ekornya spermatozoa dapat bergerak cepat.
·
Pembuahan (Fertilisasi).
Ovum
yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria
infundibulum tuba kearah ostium abdominalis, dan disalurkan terus kearah
medial. Ovumini mempunyai diameter 100μ (0,1mm). di tengah-tengahnya dijumpai
nukelus yang berada dalam metaphase pada pembelahan pematangan kedua,
terapung-apung dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yakni vitelus. Vitelus
ini banyak mengandung zat karbohidrat dan asam amino.
Ovum
dilingkari oleh zona pelusida. Diluar zona pelusida ini ditemukan sel-sel
korona radiate, dan didalamnya terdapat ruang privitelina, tempat benda-benda
kutub. Bahan-bahan dari sel-sel korona radiate dapat disalurkan ke ovum melalui
saluran-saluran halus dizona pelusida. Jumlah sel-sel korona radiata didalam
perjalanan ovum diampula tuba makin berkurang sehingga ovum dilingkari oleh
zona pelusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampula dan ismus tuba,
tempat pembuahan yang umumnya terjadi.
Jutaan
spermatozoa ditempatkan difornik vagina dan disekitar porsio pada waktu coitus.
Hanya beberapa beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus kekapung uteri dan
tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai kebagian ampula tuba dimana
spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi. Hanya satu
spermatozoa yang mempunyai kemampuan (kapasitasi) untuk memenuhi. Pada
spermatozoa ditemukan penigkatan konsentrasi DNA di nukelusnya, dan kaputnya
lebih mudah menembus dinding ovum karena diduga dapat melepaskan hialuronidase.
Fertilisasi
(pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung diampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa
kedalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik.
Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi mampu melakukan
penetrasi membrane sel ovum. Untuk mencapai ovum, spermatozoa harus melawati
korona radiate (lapisan sel diluar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk
glikoprotein ekstrselular), yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah ovum
mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu molekul komplemen
khusus dipermukaan kepala spermatozoa kemudian mengikat ZP3 glikoprotein dizona
pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom melepaskan enzim yang membantu
spermatozoa menembus zona pelusida.
Pada
saat spermatozoa menembus zona pelusida
terjadi reaksi korteks ovum. Granula korteks didalam ovum (oosit sekunder)
berfusi dengan membran plasma sel, sehingga enzim didalam granula-granula
dikeluarkan secara eksositosis ke zona pelusida. Hal ini menyebabkan
glikoprotein di zona pelusida berkaitan satu sama lain membentuk suatu materi
yang keras dan tidak dapat ditembus oleh spermatozoa. Proses ini mencegah ovum
dibuahi lebih dari satu sperma.
Spermatozoa
yang telah masuk ke vitelus kehilangan membrane nukleusnya yang tinggal hanya
pronukelusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi.
Itulah sebabnya seluruh mitokondria pada manusia berasal dari ibu (maternal).
Masuknya spermatozoa kedalam vitelus membangkitkan nukelus ovum yang masih
dalam metaphase untuk proses pembelahan selanjutnya (pembelahan meiosis kedua).
Sesudah anaphase kemudian timbul telofase, dan benda kutub (polar body) kedua
menuju keruang perivitalina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukelus yang
haploid. Pronukelus spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom yang
haploid.
Kedua
pronukelus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan
genetik dari perempuan dan laki-laki. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah
44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin; Pada seorang laki-laki satu X dan
satu Y. Sesudah pembelahan kematangan, maka ovum matang mempunyai 22 kromosom
otosom serta 1 kromosom X, dan suatu spermatozoa mempunyai 22 kromosom otosom
serta 1 kromosom X atau 22 kromosom otosom serta 1 kromosom Y. Zigot sebagai
hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh
sebagai janin perempuan, sedang yang memiliki 44 kromosom otosom serta 1 kromosom
X dan 1 kromosom Y akan tumbuh menjadi janin laki-laki.
Dalam
beberapa jam setelah pembuahan terjadi,mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat
berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan
enzim. Segera setelah pembelahan ini terjadi,pembelahan-pembelahan selanjutnya
berjalan dengan lancar, dan dalam tiga hari terbentuk suatu kelompok sel yang
sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Energy untuk
pembelahan ini diperoleh dari vitelus, hingga volume vitelus makin berkurang
dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pelusida tetap utuh,
atau dengan perkataan lain, besarnya hasil konsepsi tetap sama. Dalam ukuran
yang sama ini hasil konsepsi disalurkan terus
ke pars ismika dan pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang sempit)
dan terus disalurkan kearah kavum uteri oleh arus serta getaran-getaran silia
pada permukan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
·
Nidasi (Implantasi).
Selanjutnya
pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista
(blastocyst), suatu bentuk yang
dibagian luarnya adalah trofoblas dan dibagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini
berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Dengan
demikian, blastokista diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas.
Trofoblas ini sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan
nidasi (implantasi), produksi hormone kehamilan, proteksi imunitas bagi janin,
penigkatan aliran darah maternal ke dalam plasenta, dan kelahiran bayi. Sejak
trofoblas terbentuk, produksi hormone human
chorionic gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa
endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi embiro.
Pembelahan sel mulai dari hasil
konsepsi sampai stadium morula
Trofoblas
mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan endometrium
dalam masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel-sel desidua ini besar-besar dan
mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Nidasi
diatur oleh suatu proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium. Disatu
sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasif yang kuat, disis lain endometrium
mengontrol invasi trofablas dengan menyekresikan factor-faktor yang aktif
setempat (local) yaitu inhibitor cytokines
dan protease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah hasil
kesemimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.
Dalam
perkembangan diferensiasi trofoblas, sitotrofoblas yang belum berdiferensiasi dapat berkembang
dan berdiferensiasi menjadi 3 jenis yaitu, (1) sinsisiotrofoblasyang aktif
menghasilkan hormone, (2) trofoblas jangkar ekstravili yang akan menempel pada
endometrium, dan (3) trofoblas invasif.
Invasi
trofoblas diatur oleh pengaturan kadar hCG. Sinsisiotrofoblas menghasilkan hCG
yang mengubah sitotrofoblas yang semakin dekat dengan endometrium menghasikan
kadar hCG yang semakin rendah, dan membuat trofoblas berdiferensiasi dalam
sel-sel jangkar yang menghasilkan protein perekat plasenta yaitu trophouteronectin. Trofoblas-trofoblas
invasif lain yang lepas dan bermigrasi kedalam endometrium dan miometrium akan
menghasilkan protease dan inhibitor protease yang diduga memfasilitasi
prosesinvasi kedalam jaringan naternal.
Kelainan
dalam optimalisasi aktivitas trofoblas dalam proses nidasi akan berlanjut
dengan berbagai penyakit dalam kehamilan. Apabila invasi trofoblas ke arteri
spiralis maternal lemah atau tidak terjadi, maka arus darah uteroplasenta
rendah dan menimbulkan sindrompreeklamsia. Kondisi ini juga akan menginduksi
plasenta menyekresikan substansi vasoaktif yang memicu hipertensi maternal.
Kenaikan tekanan darah ibu dapat merusak arteri spiralis dan tersumbat,
sehingga terjadi infark plasenta. Sebaliknya invasi trofoblas yang tidak
terkontrol akan menimbulkan penyakit trofoblas gestasional seperti mola
hidatidosa dan koriokarsinoma.
Dalam
tingkat nidasi, trofoblas antara lain menghasilkan hormone human chorionic gonadotropin. Produksi human chorionic gonadotropin menigkat sampai kurang lebih hari
ke-60 kehamilan untuk kemudian turun lagi. Fungsinya ialah mempengaruhi korpus
luteum untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesteron, sampai plasenta
dapat membuat cukup progesteron sendiri. Hormone korionik gonadotropin inilah
yang khas untuk menentukan ada tidaknya
kehamilan. Hormone tersebut dapat ditemukan didalam air kemih ibu hamil.
Blastokista
dengan bagian yang mengandung massa inner-cell
aktif mudah masuk kedalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kemudian
menutup kembali. Kadang-kadang pada saat nidasi yakni masuknya ovum kedalam
endometrium. Terjadi pendarahan pada luka desidua (tanda Hartman).
Pada
umunnya blastokista masuk di endometrium dengan bagian dimana masa inner-cell berlokasi. Dikemukan bahwa
hal inilah yang menyebabkan tali pusat berpangkal sentralm atau parasentral.
Bila sebaiknya dengan bagian lain blastokista memasuki endometrium, maka
terdapatlah tali pusat dengan inserio velamentosa. Umumnya nidasi terjadi
didinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. Jika nidsi ini
terjadi, barulah dapat disebut kehamilan.
Setelah
nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh dan berkembang
didalam endometrium. Embiro ini selalu terpisahkan dari darah dan jaringan ibu
pleh suatu lapisan sitotrofoblas (mononuclear
trophoblast) disisi bagian dalam dan sinsiotrofoblas (multinuclear trophoblast) disisi bagian luar. Kondisi ini kritis
tidak hanya untuk pertukaran nutrisi, tetapi juga untuk melindungi janin yang
bertumbuh dan berkembang dari serangan imunologik maternal. Bila nidasi telah
terjadi, mulailah diferensiasi sel-sel blastokista. Sel-sel yang lebih kecil, yang
dekat dengan ruang eksoselom membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi ectoderm dan
membentuk ruang amnion. Dengan ini didalam blastokista terdapat suatu embryonal
plate yang dibentuk antara dua ruangan
yakni ruuang amnion dan yolk sac.
Pertumbuhan
embiro terjadi dari embryonal plate
yang selajutnya terdiri atas tiga unsure lapisan, yakni sel-sel ektoderm,
mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang amnion tumbuh dengan cepat dan
mendesak eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas
antara ruang amnion dan embiro menjadi padat, dinamakan body stalk,menjadi tali pusat. Yolk
sac dan alantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisa-sisannya dapat
ditemukan dalam tali pusat.
Dalam
tali pusat sendiri yang berasal dari body stalk, terdapat pembuluh-pembuluh
darah sehingga ada yang menamakannya vaskular stalk. Dari perkembangan ruang
amnion dapat dilihat bahwa bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion.
Didalamnya terdapat jaringan lembek, selei Wharton, yang berfungsi melindungi 2
arteria umbikalis dan 1 vena umbilikalis yang berada dalam tali pusat. Kedua
arteri dan satu vena tersebut menghubungkan system kardiovaskular janin dengan plasenta. System kariovaskular
janin dibentuk pada kira-kira minggu ke-10. Organogenesis diperkirakan selesai
pada minggu ke-12, dan disusul oleh masa fenntal dan perinatal. Cirri-ciri
tersebut diatas perlu diketahui jika pada abortus ingin diketahui tuannya
kehamilan.
·
Plasentasi.
Plasentasi
adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embiro
kedalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung
sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi.
Dalam
2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasif telah melakukan
penetrasi kepembuluh darah endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik
yaitu ruangan-ruangan yang berisi darah maternal dari pembuluh-pembuluh darah
yang dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul
ruangan-ruangan interviler dimana vili korialis seolah-olah terapung-apung
diantara ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta.
Tiga
minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dini dapat diindentifikasi dan
dimulai pembentukan vili korialis. Sirkulasi darah janin ini berakhir di
lengkung kapilar (capillary loops)
didalam vili korialis yang ruang intervilinya dipenuhi dengan darah maternal
yang dipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterine. Vili
korialis ini akan bertumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta.
Lapisan
desidua yang meliputi hasil konsepsi kearah kavum uteri disebut desidua
kapsularis; yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut
desidua basalis; disitu plasenta akan dibentuk. Desidua yang meliputi dinding
uterus yang lain adalah desidua parietalis. Hasil konsepsi sendiri diselubungi
oleh jonjot-jonjot yang dinamakan vili korialis dan berpangkal pada korion.
Sel-sel fibrolas mesodermal tumbuh disekitar embiro dan melapisi pula sebelah
dalam trofoblas. Dengan demikian, terbentuk chorionic
membrane yang kelak akan menjadi korion. Selain itu, vili korialis yang
berhubungan dengan desidua basalis tumbuh dan bercabang-cabang dengan baik,
disini korion disebut korion frondosum. Yang berhubungan dengan desidua
kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsi bertumbuh kearah
kavum uteri sehingga lambat-laun menghilang; korion yang gundul ini disebut
korion leave.
Darah
ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan
korion. Plasenta yang demikian dinamakan plasenta jenis hemokorial. Di sini
jelas tidak ada pencampuran darah antara darah janin dan darah ibu. Ada juga
sel-sel desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh trofoblas dan sel-sel ini akhirnya
membentuk lapisan fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch. Ketika proses
melahirkan plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan Nitabuch ini.
E. MENENTUKAN
HPL
·
Rumus Naegele.
Hari Perkiraan
Lahir = tanggal HPHT + 7, bulan – 3, tahun + 1.
Rumus
naegele tidak bisa digunakan bila :
1. Tidak
diketahui HPHT
2. Haid
tidak teratur
3. Akseptor
KB yang tidak haid
4. Ibu
post partum belum haid sudah hamil.
Referensi
·
beritangetren.blogspot.com/2012/09/rumus-naegele-perhitungan-tanggal.html?=1
·
Rachimhadhi, Trijatmo. 2016. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharddjo.
·
http://lillahsunnahsyata.blogspot.co.id/2013/04/v-behaviorurlde
Tidak ada komentar:
Posting Komentar