MAKALAH JAMU TRADISIONAL
UNTUK KESEHATAN REPRODUKSI
A14.1
1. BERNADETHA JESIKA KETTE 17150042
2. KRIS MONEKA 17150043
3. LILIS SURYANI 17150044
4. PAUSTINA ATVILA A. MAHUZE 17150045
5. LUSIANA LILI 17150046
6. OKSI TRIJAYANTI 17150063
7. ANSELINA KAKBOT ALUN KOMERA 17150058
PRODI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat, karunia serta hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “JAMU TRADISIONAL YANG DIKONSUMSI UNTUK
KESEHATAN REPRODUKSI” ini dengan baik, meskipun masih banyak
kekurangan didalam makalah ini.
Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita terhadap pengembangan obat tradisional yang ada di dunia
kebidanan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun
guna memperbaiki makalah yang akan kami buat di masa mendatang.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi para pelajar. Dan juga semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kedepannya bagi kita semua. Sebelumnya kami mohon
maaf sebesar-besarnya jika ada keselahan dalam penyusunan kata. Tak ada yang
yang sempurna di dunia ini terkecuali sang Maha Pencipta.
February,
2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG.
Obat
tradisional Indonesia telah berabad-abad lamanya dipergunakan secara luas oleh
masyarakat Indonesia, meskipun masih banayak bahan baku standar yang belum
memiliki persyaratan resmi. Obat tradisional pada umumnya menggunakan
bahan-bahan alam yang lebih dikenal sebagai simplisia. Simplisia ialah bahan
alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun
juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Semakin
maraknya penggunaan obat tradisional berdasarkan khasiat yang turun temurun
semakin memperluas kesempatan terjadinya pemalsuan simplisia bahkan ada
beberapa jamu yang mengandung bahan kimia obat (BKO) yang telah jelas dilarang
penambahannya baik sengaja maupun tidak disengaja kedalam produk obat tradisional.
Oleh
karena itu, maka diperlukan adanya analisis terhadap sediaan jamu yang beredar
dipasaran yang meliputi analisis makroskopik dan mikroskopik serta analisis
kimia untuk melindungi masyarakat luas dari peredaran obat tradisional yang
mengandung simplisia palsu maupun bahan kimia obat.
B. TUJUAN
a.
Mengetahui
macam-macam jamu.
b.
Mengetahui
jamu yang sering dikonsumsi untuk kesehatan reproduksi.
C.
RUMUSAN
MASALAH
a.
Apa
yang dimaksud dengan jamu?
b.
Apa
manfaat jamu bagi kesehatan?
c.
Apa
dampak penggunaan jamu bagi kesehatan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
jamu tradisional.
Jamu adalah sebutan untuk obat
tradisional dari Indonesia. Belakangan populer dengan
sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami,
berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran),
daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh
hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya.Jamu (herbal medicine)
sebagai salah satu bentuk pengobatan tradisional, memegang peranan penting
dalam pengobatan penduduk di negara berkembang. Diperkirakan sekitar 70-80%
populasi di negara berkembang memiliki ketergantungan pada obat tradisional
(Wijesekera, 1991; Mahady, 2001).Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan
tidak menimbulkan efek samping. Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan
sejarah, serta bukti empiris langsung pada manusia selama ratusan tahun
(Winarmo, 1997).Jamu gendong pada umumnya digunakan untuk maksud
menjaga kesehatan. Orang membeli jamu gendong seringkali karena kebiasaan
mengonsumsi sebagai minuman kesehatan yang dikonsumsi sehari-hari.
B.
Jamu tradisional untuk kesehatan reproduksi.
1. Jamu Kudu Laos.
Menurut
sebagian besar penjual jamu, khasiat jamu kudu laos adalah untuk
menurunkan tekanan darah.
Tetapi, ada pula yang mengatakan untuk melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, membuat perut terasa nyaman, menambah
nafsu makan, melancarkan haid,
dan menyegarkan badan.
Bahan
baku
Bahan
utama kudu laos, adalah Buah mengkudu, rimpang laos, Merica, asam kawak, cabe
jamu, bawang putih, kedawung, garam secukupnya, gula jawa bisa juga ditambah
gula pasir.
Cara
pengolahan
Cara
pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu yaitu
pertama-tama air direbus sampai mendidih sejumlah sesuai kebutuhan. Bahan-bahan
sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan
alu besi atau batu kemudian diperas dan disaring dimasukkan ke dalam air matang
yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis
sesuai selera (dicicipi). Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol
dan siap untuk dijajakan.
2.
Jamu
Kunir Asam.
Jamu Kunyit Asam Untuk Kesehatan
Organ Reproduksi Wanita -- Jamu sejak dulu di kenal sebagai minuman sehat
untuk menjaga kebugaran tubuh. Jenis jamu yang di kenal di Indonesia sejak
puluhan tahun lalu dan turun-temurun adalah jamu beras kencur, jamu sinom, jamu
gepyokan dan kunyit asam. Namun, kali ini akan membahas lebih mengenai manfaat jamu kunyit asam.
Jamu kunyit asam sering diminum untuk meredakan nyeri haid, bahkan manfaatnya adalah untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita. Jamu ini di buat dari beberapa campuran bahan seperti rimpang kunyit, biji kedawung, asam, adas, temulawak, gula, sinom dan perasan jus lemon. Tidak semua bahan harus ada yang penting kunyit, asam dan gula sudah lengkap. Jamu ini sangat enak rasanya, tidak pahit dan mudah dibuat.
Jamu kunyit asam sering diminum untuk meredakan nyeri haid, bahkan manfaatnya adalah untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita. Jamu ini di buat dari beberapa campuran bahan seperti rimpang kunyit, biji kedawung, asam, adas, temulawak, gula, sinom dan perasan jus lemon. Tidak semua bahan harus ada yang penting kunyit, asam dan gula sudah lengkap. Jamu ini sangat enak rasanya, tidak pahit dan mudah dibuat.
Bahan
baku
Penggunaan bahan baku jamu kunir asam pada umumnya tidak
jauh berbeda di antara pembuat. Perbedaan terlihat pada komposisi bahan
penyusunnya. Jamu dibuat dengan bahan utama buah asam ditambah kunir/kunyit,
namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur dengan sinom (daun asam muda),
temulawak, biji kedawung, dan air perasan buah jeruk nipis. Sebagai pemanis
digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali mereka juga
mencampurkan gula buatan, serta dibubuhkan sedikit garam.
Cara
pengolahan
Pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu
direbus sampai mendidih dan jumlahnya sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai
dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi
atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), dimasukkan ke dalam air mendidih
dan direbus sampai mendidih beberapa saat. Selanjutnya, ditambahkan gula sampai
diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Rebusan yang diperoleh dibiarkan
sampai agak dingin, kemudian disaring dengan saringan. Rebusan yang sudah
disaring dibiarkan dalam panci dan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol
dan siap untuk dijajakan.
3. Jamu Kunci Suru
Jamu kunci
suruh dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu untuk mengobati keluhan
keputihan (fluor albus). Sedangkan manfaat lain yaitu untuk merapatkan bagian
intim wanita (vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut,
serta dikatakan dapat menguatkan gigi.
Bahan baku
Bahan baku
jamu ini sesuai dengan namanya, yaitu rimpang kunci dan daun sirih. Biasanya
selalu ditambahkan buah asam yang masak. Beberapa penjual jamu menambahkan
bahan-bahan lain yang biasa digunakan dalam ramuan jamu keputihan atau jamu
sari rapat seperti buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan. Dalam
penelitian ini, ditemukan bahan lain yang ditambahkan, yaitu jambe, manis
jangan, kayu legi, beluntas, dan kencur. Sebagai pemanis digunakan gula pasir,
gula merah, dan dibubuhkan sedikit garam.
Cara
pengolahan
Cara
pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu air direbus
sampai mendidih sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi
racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau
diiris tipis-tipis (kunyit), diperas, disaring, dan dimasukkan ke dalam air
matang yang sudah didinginkan. Selanjutnya, ditambahkan gula sesuai kebutuhan,
sampai diperoleh rasa manis sesuai selera dengan cara dicicipi. Ramuan
selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan
4.
Jamu
sekar malam.
Jamu sekar malam adalah herbal alami
untuk mengatasi masalah kewanitaan. Jamu Sekar Malam sangat aman dan bisa
dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama karena terbuat dari bahan-bahan alami
bermutu tinggi.
Jamu sekar malam bermanfaat untuk (Keputihan,
Vagina berbau/gatal, Kista, Myoma, Toxoplasma, Hernia/wasir, Menormalkan siklus
haid, Menyeimbangkan hormone, Mengencangkan otot vagina yang kendur, Perdarahan
yang tidak berhenti, Endometriosis, Polip rahim/vagina, Kanker serviks, Kanker
rahim, Kanker colon/usus besar, Hiperplasia/peningkatan sel abnormal, Infeksi
saluran kencing, Infeksi anus/usus, besar, Herpes).
C. Kelebihan dan Kekurangan jamu.
1.
Kelebihan jamu.
Berikut ini beberapa ulasan tentang kelebihan menggunakan
obat yang berasal dari herbal
1. Efek
samping rendah
Masyarakat
luas menganggap bahwa penggunaan obat dari bahan herbal lebih menguntungkan
karena tidak menimbulkan efek samping jika dibandingkan dengan obat kimia
sintetik. Sebenarnya anggapan ini kurang tepat, karena sebenarnya bahan herbal
pun juga dapat menimbulkan efek samping, hanya saja resiko efek samping
tersebut lebih rendah. Hal ini disebabkan bahan-bahan alami lebih dapat
diterima oleh tubuh dibandingkan dengan senyawa-senyawa kimia yang digunakan
untuk memproduksi obat kimia.
2. Harga
lebih murah
Harga
obat yang terbuat dari herbal biasanya lebih murah, karena bahan-bahan yang
digunakan tidak perlu diimpor dari luar negeri, cukup didapatkan dari dalam
negeri kita. Selain itu proses produksi bahan herbal tidak serumit saat
memproduksi obat kimia. Meskipun ada juga bahan-bahan herbal yang proses
produksinya menggunakan teknologi canggih untuk mendapatkan kemurnian suatu
senyawa yang terdapat dalam bahan herbal tersebut sehingga menjadikan
harga obat herbal seperti ini juga mahal.
2.
Kekurangan
jamu.
Selain memiliki kelebihan ternyata pengobatan secara herbal
juga memiliki kekurangan, seperti beberapa hal di bawah ini :
1. Efek
terapi lebih lama
Efektivitas
obat dari bahan herbal biasanya lebih lama menunjukkan hasil terapi
dibandingkan efektivitas yang dimiliki oleh obat kimiawi. Hal ini disebabkan
karena farmakologis bahan herbal tergolong lemah, jarang ada data yang dapat
memberikan informasi pasti mengenai penyerapan, metabolisme, administrasi dan ekskresi
obat dari bahan herbal setelah diminum.
2. Bukti
uji klinis sedikit
Uji klinis
yang dilakukan sebagai upaya pembuktian efektivitas obat dari bahan herbal
untuk suatu penyakit juga sangat minim.
Demikianlah
kelebihan dan kekurangan yang sebaiknya Anda ketahui sebelum memutuskan untuk
menggunakan obat dari bahan herbal sebagai terapi.
D.
Peringatan Dalam Menggunakan Obat Tradisional.
Sekalipun herbal atau obat tradisional mungkin secara luas
dianggap aman, disarankan untuk waspada. Jangan longgarkan kewaspadaan Anda
hanya karena suatu produk berlabelkan "natural". Fakta yang tidak
menyenangkan ialah bahwa beberapa herba bahkan bisa sangat berbahaya. Dan
ironisnya beberapa orang tidak memandang herba atau obat tradisional
sebagaimana mestinya. Senyawa kimia dalam obat tradisional atau herba dapat
mengubah detak jantung, tekanan darah, dan kadar glukosa. Maka, orang yang
memiliki problem jantung, tekanan darah tinggi,
atau kelainan gula darah seperti diabetes mesti
sangat waspada.
Meski demikian, efek sampingan obat tradisional biasanya
terbatas pada reaksi tipe alergi. Misalnya sakit kepala, pusing, mual, atau
ruam. Beberapa pengobatan tradisional atau herba kemungkinan bisa menimbulkan
"krisis penyembuhan" dengan menghasilkan gejala seperti flu atau gejala
lainnya. Orang yang mengkonsumsi obat tradisional mungkin tampak menjadi lebih
parah sebelum menjadi lebih baik. Secara umum dikatakan bahwa reaksi ini
disebabkan oleh pembuangan limbah racun dari tubuh selama tahap-tahap awal
terapi herbal.
Jika Anda memilih untuk mengobati sendiri dengan obat
tradisional, sebaiknya Anda mempertimbangkan beberapa risiko seperti bahwa Anda
mungkin tidak benar-benar tahu apa penyebab problem kesehatan Anda. Lalu
pengobatan yang Anda lakukan secara sendiri mungkin menyembuhkan penyakit
ringan, tetapi memperburuk problem kesehatan lainnya, seperti tekanan darah
tinggi. Bahkan beberapa pengobatan sendiri bisa jadi mungkin bertolak belakang
dengan obat yang diresepkan dokter.
Seperti semua produk kesehatan, obat tradisional hendaknya
digunakan dengan kewaspadaan, pengetahuan dan, keseimbangan. Ingatlah bahwa ada
beberapa penyakit dan problem kesehatan yang sekarang ini tidak ada obatnya
BAB
III
PENUTUP
A.
Kritik dan saran.
Saran
saya adalah :
1. Seharusnya kita dapat lebih bijak
untuk memanfaatkan tanaman herbal yang ada di sekitar dengan sebaik mungkin.
Serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitar kita agar tercipta
lingkungan hidup yang sehat.
2. Saran yang terbaik untuk kesehatan, yaitu
mengikuti anjuran dari pepatah yang berbunyi “lebih baik mencegah dari pada
mengobati”, dari pada kita berjuang mati-matian untuk mengobati penyakit kita,
lebih baik kita mati-matian menjaga kesehatan kita sebelum terserang penyakit.
3. Bagi pemerintah diharapkan
memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk lebih mengetahui
tentang manfaat tanaman obat tradisional.
4. Bagi pemerintah juga diharapkan
mampu mengembangkan usaha pembuatan obat-obatan tradisional agar menjadi
komoditi unggulan.
B.
Kesimpulan
Dari hasil diskusi yang telah skami
lakukan dapat kami tarik kesimpulan:
1. tanaman obat adalah tanaman yang
memiliki khasit obat dan di pergunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun
pencegahan penyakit.
2. Bagian dari tumbuh-tumbuhan yang
paling sering di jadikan obat adalah daun namun akar uga terkadang digunakan
dalam pembuatan obat tradisional.
3. Cara pengolahn obta tradisional
masih sederhana, yaitu dengan cara di tumbuk dan di rebus.
4. Dalam penggunaan tanman obat
tradisional tetap membutuhkan dosis tepat.
5. Penggunaan tanaman obat tradisional
harus mempunyai ketepatn waktu pengunaan. Artinya ketepatan waktu penggunaan
obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan.
6. Dalam segi penyembuhan meskipun
tanaman herbal umumnya lebih lambat dalam pengobatan penyakit di banding
penyembuhn menggunakan obat-obat kimia, namun pengobatan secara tradisional
mengguakan tanaman herbal jauh lebih aman bagi tubuh dengna sangat sedikit efek
samping yang di timbulkannya, bebas racun, mudah di produksi, menghilangkan
akar penyakit, mudah di peroleh, murah dan mempunyai banyak khasiat.
DAFTAR PUSTAKA
Wasito.
2011. Obat Tradisional Kekayaan Indonesia.
Ghara Ilmu. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar