Kamis, 22 Februari 2018

MAKALAH ANATOMI & FISIOLOGI PANCA INDERA


MAKALAH SISTEM PANCA INDERA

DISUSUNOLEH 
1.      EKA KHUSNUL KHOTIMAH                 17150003
2.      NURUL AYATI ANJANI                            17150019
3.      RETNO AMBARWATI                               17150030
4.      CAHTRINE TIARA                                    17150032
5.      ALVEGA MUSTIKA SARI                        17150034
6.      KRIS MONEKA                                          17150043    
     
PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2017/2018


Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Anatomi Fisiologis.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari ibu Dosen dan teman-teman sekalian agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Anatomi Fisiologis ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap teman-teman pembaca.















BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.         Latar belakang.
Setiap makhluk hidup di bumi diciptakan berdampingan dengan alam, karena alam sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup. Karena itu setiap makhluk hidup, khususnya manusia harus dapat menjaga keseimbangan alam untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan untuk dapat mengenali perubahan lingkungan yang terjadi, Tuhan memberikan indera kepada setiap makhluk hidup.
Indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan, baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Indera yang ada pada makluk hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus. Sel-sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan yang terjadi.berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi 2, yaitu interoreseptor dan eksoreseptor.
Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi didalam tubuh. Sel-sel interoreseptor terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaaan, dan lain sebagainya. Sel-sel ini dapat mengenali berbagai perubahan yang ada di dalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri didalam tubuh, kadar oksigen menurun, kadar glukosa, tekanan darah menurun/naik dan lain sebagainya
Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor berfungsi untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi diluar tubuh. Yang termasuk eksoreseptor yaitu : (1). Indera penglihat (mata), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti sinar, warna, dan lain sebagainya (2). Indera pendengar (telinga), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti suara. (3) indera peraba (kulit), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti panas, dingin, dan lain sebagainya. (4), indera pengecap (lidah), indera ini berfungsi untuk mengenal perubahan lingkungan seperti mengecap rasa manis, pahit, dan lain sebagainya. (5) indera penciuman (hidung), indera ini berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan seperti mencium bau. Kelima indera ini biasa kita kenal dengan sebutan panca indera.
1.2.         Tujuan.

   1.      Untuk mengetahui bagaimana sistem indera pengelihat (mata) pada manusia.
   2.      Untuk mengetahui bagaimana sistem indera pendengar (telinga) pada manusia.
   3.      Untuk mengetahui bagaimana sistem indera peraba (kulit) pada manusia.
   4.      Untuk mengetahui pabagaimana sistem indera pengecap (lidah) pada manusia.
   5.      Untuk mengetahui bagaimana sistem indera penciuman (hidung) pada manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM PENGINDRAAN

Sistem penginderaan adalah organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensori inferision) dari organ indera menuju ke otak, tempat perasaan ini ditafsirkan.
Serabut saraf dilengkapi dengan ujung akhir khusus yang mengumpulkan rangsangan yang khas dimana setiap organ berhubungan. Sistem indera memerlukan bantuan sistem saraf yang menghubungkan badan indera dengan sistem saraf pusat. Organ indera merupakan sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai implus saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf. Setiap organ indera menerima stimulus tertentu. Interpretasi organ indera yang dapat diklasifikasikan yaitu organ indera umum seperti reseptor peraba yang tersebar diseluruh tubuh dan organ indera khusus seperti puting pengecap yang terbatas pada lidah.
Reseptor sensorik merupakan bagian dari neuron atau sel yang membentuk potensial aksi dalam neuron. Reseptor ini seringkali disertai sel yang bukan saraf yang mengelilinginya dan membentuk organ indera. Bentuk tenaga yang diubah oleh reseptor mencakup tenaga mekanik (raba dan tekan), suhu (derajat kehangatan), elektromagnetik (cahaya), dan kimiawi (bau dan pengecapan). Reseptor tiap organ indera beradaptasi untuk berrespon terhadap suatu bentuk khusus. Tenaga pada ambang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan reseptor lain yang berrespon terhadap bentuk tenaga lain.
Reseptor sensoris dikhususkan berrespon terhadap salah satu bentuk khusus tenaga dan area banyak variable dalam lingkungan yang diterima maka banyak jenis reseptor yang berbeda. Misalnya, bunyi nada yang berbeda, terutama didengar karena perbedaan kelompok sel rambuat dalam organ korti yang diaktivasi maksimum oleh gelombang bunyi dari frekuensi yang berbeda.
Secara tradisional, indra khusus merupakan pengelihatan, penghidu, pendengaran, pengecapan, dan perabaan (reseptor kulit). Klasifikasi reseptor :
1.      Teleseptor (prima jarak) : reseptor yang berhubungan dengan kejadian pada suatu jarak.
2.      Eksteroseptor : berhubungan dengan lingkungan luar dekat tangan.
3.      Intereseptor : berhubungan dengan lingkungan dalam.
4.      Proproireseptor : memberikan informasi tentang posisi badan dalam ruang pada saat kapanpun.


2.1. Indera Penglihatan ( Mata )
Mata merupakan organ indera yang rumit. Mata disusun dari bercak sensitif cahaya  primitif pada permukaan intervebrata. Dalam selubung pelindungnya, mata mempunyai lapisan reseptor. Sistem lensa dibagi  pemfokusan cahaya atas reseptor merupakan suatu sistem saraf untuk menghantarkan implus ke otak dan membentuk bayangan penglihatan yang disadari menjadi sasaran. 
Lapisan saraf yang melapisi separuh bagian posterior bola mata merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang dihubungkan melalui  suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik (nervus optikus). Lapisan fibrosa yang terletak diluar sesuai dengan dura mater yang berwarna putih keruh. Antara lapisan fibrosa diluar dan retina terdapat suatu lapisan vaskular yang berfungsi sebagai nutrisi.
Pada iris tedapat suatu celah bulat dibagian tengah dengan diameter yang beragam dan disebut pupil. Mata merupakan suatu bulatan yang sedkit asimetris dan agak gepeng dari atas ke bawah. Titik pusat lengkungan kornea dan seklera di sebut kutub anterior dan kutub posterior.


    a.       Bola Mata
Ø  Lapisann luar ( fibrosa ) : seklera dan kornea.
Ø  Lapisan tengah ( vaskular atau traktus uveal ) : koroid, badan siliaris, dan iris.
Ø  Lapisan dalam ( jaringan saraf ) : retina.
Struktur didalam mata adalah lensa, cairan aqueous dan badan vitreus.

   1.       Sklera dan Kornea.
Sklera atau bagian putih mata, membentuk lapisan terluar bagian posterior dan lateral bola mata, berlanjut di anterior dengan kornea yang bening. Sklera terdiri atas jaringan fibrosa bermembran yang membuat bola mata melekat pada mata dan otot mata.
Dibagian anterior, sklera bersambung dengan membran epithelium yang jernih, yaitu kornea. Sinar cahaya masuk melalui kornea untuk mencapai retina. Kornea di bagian anterior tampak cembung dan berfungsi dalam membiaskan sinar cahaya untuk difokuskan pada retina
    2.      Koroid.
Koroid melapisi 5/6 posterior permukaan dalam sklera. Koroid sangat kaya pembuluh darah dan berwarna coklat dibagian dalamnya.
   3.      Badan siliaris.
Badan siliaris merupakan lanjutan anterior koroid yang terdiri atas otot siliaris (serat otot polos) dan sel epithelium sekretoritk. Badan siliaris melekat pada ligamen suspensori, yang pada  bagian ujung lainnya, melekat pada kapsul yang membungkus lensa. Kontraksi dan relaksi otot siliaris mengubah ketebalan lensa, membelokkan sinar cahaya yang masuk ke mata untuk memfokuskan cahaya pada retina.
    4.      Iris.
Iris Merupakan bagian mata yang terlihat berwarna dan memanjang secara anterior dari badan siliaris, berada dibelakang  kornea dan didepan lensa. Iris membagi bagian anterior mata menjadi bilik anterior dan posterior yang mengandung cairan akueous yang disekresi oleh badan siliaris. Iris merupakan badan sirkular yang terdiri atas sel pigmen dan dua lapisan serat otot polos, yakni otot sirkular dan radial. Pada bagian tengahnya, terdapat apertura (celah) yang disebut pupil.
Iris dipersarafi oleh saraf simpatik dan parasimpatik warna iris secara genetik di tentukan pada jumlah sel pigmen yang ada.
    5.      Lensa.
Lensa merupakan badan bikoveks sirkular yang sangat elastis, yang berada di belakang iris. Lensa terdiri atas serat yang dibungkus didalam kapsul dan melekat pada badan siliaris oleh ligamen suspensori. Lensa merupakan satu-satunya struktur dimata yang dapat mengubah-ubah daya biasnya, yang di capai dengan mengubah ketebalanya.
    6.      Retina.
Retina merupakan lapisan terdalam diding mata. Retina memiliki struktur yang sangat halus dan beradaptasi baik terhadap stimulasi sinar cahaya. Lapisan yang peka cahaya terdiri atas sel reseptor sensorik,yaitu batang dan krucut. Retina melapisi sekitar ¾ bola mata dan paling tebal pada bagian belakangnya. Retina memiliki struktur yang tipis pada bagian anteriornya hinga belakang badan siliaris.


Ø  PEMBULUH DARAH YANG MEMPERDARAHI MATA
Mata diperdarahi oleh darah arteri yang berasal dari arteri sIliaris dan arteri retina sentral. Vena yang memperdarahi mata adalah vena retina setral,yang akhirnya bermuara kesinus vena profunda. Arteri dan vena sentral terbungkus didalam saraf optik yang masuk ke mata pada diskus optik.
Ø  ORGAN AKSESORIS MATA
1.      Alis mata.
2.      Kelopak mata (palpebra).
3.      Konjungtiva.
4.      Tepi kelopak mata.
5.      Aparatus lakrimalis.

     2.2.                     Indera Pendengaran ( Telinga )
Telinga adalah organ pendengaran. Telinga di persarafi oleh saraf kranial, yakni bagian koklea saraf vestibulokoklea, yang di stimulasi oleh getaran yang disebabkan gelombang suara. Struktur telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu:




1.      Telinga luar.
a.       Aurikel (daun telinga).
Aurikel terdiri atas kartilago fibroelastik yang ditutupi kulit. Struktur telinga tampak berlekuk-lekuk,bagian paling luar daun telinga di sebut heliks. Lobulus (lobus telinga) merupakan bagian lunak di ekstrimitas daun telinga bawah, yang terdiri atas jaringan fibrosa dan adipose yang kaya darah.
b.      Meatus akustik eksternal (saluran telinga luar).
Saluran telinga luar menyerupai huruf S yang kurang sempurna dan memiliki panjang sekitar 2,5 cm, memanjang dari aurikel sampai membrane timpani ( gendang telinga). Pada bagian lateral ketiga saluran telinga luar adalah kartilago dan sisa nya merupakan saluran di tulang temporal. Meatus di lapisi kulit yang merupakan lanjutan dari aurikel atau daun telinga. Pada kulit lateral ke tiga terdapat banyak kelenjar seruminosa dan folikel rambut, di sertai klenjar sebaseus. Kelenjar seruminosa merupakan kelenjar keringat yang di uba sedemikian rupa untuk menyekresikan serumen (earwax) serumen telinga merupakan suatu materi yang mengandung lisozim dan imunoglobulin.
c.       Membran timpani (gendang telinga)
memisahkan meatus akustik eksternal ( saluran telinga luar) dari telinga tengah. Membran ini berbentuk oval dengan tepi bagian atas yang sedikit luas dan dibentuk oleh 3 tipe jaringan. Bagian luarnya di tutupi oleh kulit yang tidak berambut lapisan tengah nya dilapisi jaringan fibrosa, dan bagian dalam dilapisi membran mukosa.

2.      Telinga tengah ( rongga timpani).
Telinga tengah merupakan rongga berisi udara yang memiliki bentuk tidak beraturan didalam bagian petrosa lobus temporal. Rongga, isinya, dan sakus (kantong) udara yang terbuka di lapisi oleh empitel skuamosa sederhana atau kuboit. Bagian-bagian dari telinga tengah :
a.       Dinding lateral telinga tengah dibentuk oleh membrane timpani.
b.      Atap dan dasar telinga tengah dibentuk oleh tulang temporal
c.       Dinding posterior dibentuk oleh tulang temporal di sertai lubang yang mengarah ke antrum mastoid tempat udara mengalir ke sel udara di dalam prosesus mastoid.
d.      Dinding medial adalah lapisan tipis tulang temporal yang memiliki 2 jendela yaitu jendela oval dan jendela bundar. Jendela oval di sumbat oleh bagian tulang kecil yang di sebut sanggurdi (stapes) dan jendela bundar di sumbat oleh selubung halus jaringan fibrosa.
e.       Tulang pendengaran terdiri atas maleus, inkus, dan stapes. Maleus menyerupai bentuk paru.bagian tengah inkus berbentuk landasan. Stapes merupakan tulang kecil yang bagian tengah nya berbentuk sanggurdi.
Udara mencapai rongga telinga melalui tubafaringotimpani (eustachius) yang memanjang dari nasofaring panjang tuba ini sekitar 4 cm dan dilapisi empitelium kolumnar bersila.

3.      Telinga dalam.
Telinga dalam atau labirin berisi organ pendengaran dan keseimbangan. Telinga dalam dibagi menjadi 2 bagian :
a.       Labirin tulang.
Merupakan rongga didalam tulang temporal yang dilapisi periosteum.
b.      Labirin bermembran
Berisi indolimfe dan terletak didalam labirin tulang serta terdiri atas koklea yang terbagi atas 3 ruanganan, yaitu skala vestibule, skala media (doktus koklear), dan skala timpani sel-sel ini membentuk organ spiral (Corti) suatu organ sensorik yang berespon terhadap getaran yang di inisiasi oleh implus saraf dan dipersepsikan sebagai pendengaran oleh otak.    

2.3.Idera Penciuman ( Hidung )
Indera penciuman merupakan alat visera (alat dalam rongga badan) yang erat hubungannya dengan gasrtointestinalis. Reseptor penciuman merupakan reseptor jauh (telereseptor). Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfatori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut syaraf pembau di akhir setiap sel pembau pada permukaan epithelium mengandung beberapa rambut-rambut pembauyang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara.       
      a.       Memberan mukosa olfaktorius.
      b.      Transduksi olfaktori.
      c.       Bulbus ofaktorius.


      2.4.Indra Pengecap ( Lidah )
Pengecapan merupakan fungsi puting kecap pada mulut. Tedapat 4 kesan pengecap primer yaitu asam, asin, manis, dan pahit.
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkhahitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epithelium yang banyak mengandumg kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecapan terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut.
Pemukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papilla). Tonjolan itu dapat di kelompokkn menjadi 3 macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang di kelilingi parit-parit dan bentuk jamur.  
Pengecapan berhubungan erat denagan fungsi gastrointestinalis. Makanan bisa di kecap berbeda –beda karena resptor pengecapan dirangsang oleh molekul dalam larutan mucus saliva dalam mulut. Jalan pengecapan ke thalamus melalui batang otak dan diproyeksikan kegirus postsentrasils bersama dengan jaras bagi sensiblitas raba dan tekanan dari mulut. Organ reseptor yaitu tunas pengecap dan jaras pengecapan.



         a.       Bagian-bagian dari lidah :
1.      Radiks lingua   : pangkal lidah.
2.      Dorsum lingua : punggung lidah.
3.      Apeks lingua    : Ujung lidah.


       2.5.                     Idera Peraba ( Kulit )
Kulit merupakan indera peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terbagi menjadi 3 lapisan :

     1.      Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ukuran yang paling tebal 1 mm yang terdapat di telapak kaki dan tangan, paling tipis berukuran 0,1 mm terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Sel-sel epidermis di sebut keratinosit.
Tipe-tipe sel epidermis:
·         Keratinocytes
·         Melanocytes
·         Merkel cells
·         Langerhans cells
Epidermis di bedakan atas 5 lapisan kulit yaitu:
·         Lapisan tanduk (stratum corneum)
·         Lapisan beding (stratum lucidum)
·         Lapisan berbutir (stratum granulosum)
·         Lapisan bertaju (stratum spinosum)
·         Lapisan benih (stratum germinativitum/stratum bersale)

      2.      Dermis (korium)
Kulit jagat atau dermis menjadi tempat ujung syaraf prasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, pembuluh darah, getah bening, dan otot penegak rambut. Di dalam lapisan kulit dermis terdapat 2 macam kelenjar yaitu:
·         Kelenjar keringat (sudorifera)
·         Kelenjar palit (sebacea)
      3.      Hypodermis/suscutis
Lapisan ini mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan linfe, syaraf-syaraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. 
Fungsi kulit
                  1.      Kulit berfungsi melindungi dan menutupi organ-organ dibawah nya
                  2.      Melindungi tubuh dari masuknya mikrooganisme dan benda asing
                  3.      Pengaturan suhu
                  4.      Kulit sebagai indera peraba.
                  5.      Eksresi
                  6.      Sistesis
                  7.      Tempat penimbunan lemak
















BAB 3
PENUTUP
       A.   Kesimpulan
Panca indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensori impression) dari organ indera menuju otak, tempat perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Lainnya timbul dari dalam antara lain lapar, haus, dan rasa sakit.
Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung – akhir – khusus guna mengumpulkan rangsangan dan perasaan yang khas itu sampai saat setiap orang berhubungan.
Tampaknya kita seolah-olah mengecap dengan ujung saraf pada lidah, mendengar dengan saraf telinga, dan seterusnya. Tetapi sesungguhnya otaklah yang menilai semua perasaan itu.













Daftar Pustaka

·         Nurachman elly dan anggriani rida. 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : Salemba Medika .
·         Pearce, Evelyn C.2010. Anatomi Dan Fisiologis Untuk Paramedis. Jakarta : Granmedia .
·         Syaifuddin. 1994. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta : EGC.
·         https://www.scribd.com/doc/292119611/MAKALAH-PANCA-INDERA-pdf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar