BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas akan
menyebabkan terjadinya perubahan - perubahan pada organ reproduksi. Begitupun
halnya dengan kondisi kejiwaan ( psikologis ibu, juga mengalami perubahan. Dari
yang semula belum memiliki anak, kemudian lahirlah seorang bayi mungil nan lucu
yang kini mendampingi ibu. Menjadi orang tua merupakan suatu krisis tersendiri
dan ibu harus mampu melewati masa transisi. Secara psikologi, seorang ibu akan
mengalami akan mengalami gejala - gejala psikiatrik setelah melahirkan.
Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh oleh seorang wanita dalam dalam menghadapi
aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada beberapa minggu atau bulan pertama
setelah melahirkan baik dari segi fisik maupun fisik.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian masa nifas ?
2.
Perubahan pada masa nifas
3.
Gangguan psikologi apa saja yang terjadi pada masa nifas ?
4.
Bagaimana cara mengatasi gangguan psikologi pada masa nifas ?
5.
Contoh kasus
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian
2.
Untuk mengetahui perubahan pada masa nifas
3.
Untuk mengetahui apa saja gangguan psikologi yang terjadi saat
nifas
4.
Mengetahui cara mengatasi gangguan psikologi pada masa nifas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6-40 hari. Lamanya masa nifas ini yaitu ± 6 – 8 minggu
(Mochtar, 1998).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi
kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac
Donald,1995:281)
B.
Klasifikasi
Nifas dapat dibagi
kedalam 3 periode :
1. Puerperium dini yaitu
kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
2. Puerperium intermedial
yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium
yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurna baik selama
hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.
C.
Perubahan Psikologis Dalam Masa Nifas
1). Fase taking in
Merupakan
periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua
setelah melahirkan. Pada saat itu fokus perhatian ibu terutama pada dirinya
sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya.
Hal ini membuat cenderung ibu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
2). Fase taking hold
Periode
yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa
khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang
baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga
timbul percaya diri.
3). Fase letting go
fase
menerima tanggung jawab akan peran barunya yang verlangsung sepuluh hari
setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya
sudah meningkat. Ada kalanya, ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan
dengan bayinya keadaan ini disebut baby blues.
D.
Gangguan Psikologi Pada Masa Nifas
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari
setelah melahirkan dan berlangsung 30 hari. Depresi post partum pertama kali
ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988. Depresi post partum adalah depresi yang
bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan , mudah marah,
gangguan nafsu makan, dan kehilangan libido. Tingkat keparahan depresi post partum
bevariasi. Keadaan ekstrim yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami
kesedihan sementara yang berlangsung sangat cepat pada masa awal post partum,
yang disebut dengan “ baby blues/ maternity blues”. Gangguan post partum yang
paling berat disebut “psikosis/psikosa post partum atau melankolia”. Diantara
dua keadaan ekstrim tersebut terdapat keadaan yang mempunyai tingkat keparahan
sedang yaitu “depressi post partum/neurosa post partum” . (Regina , 2011)
1.
Baby Blues
Post partum blues merupakan problem psikis
sesudah melahirkan seperti kemunculan kecemasan,labilitas persaan dan depresi
pada ibu . Diperkirakan hampir 50-70% seluruh wanita pasca melahirkan akan
mengalami baby blues atau post natal syndrome yang terjadi pada hari ke-4 -10
pasca persalinan.
a.
Gejala-gejala
Adapun gejalanya
yaitu Reaksi depressi / sedih/ disporia. Sering menangis ,mudah
tersinggung,cemas,labilitas perasaan,cenderung menyalahkan diri
sendiri,gangguan tidur dan gangguan nafsu makan,kelelahan,mudah sedih,cepat
marah,mood mudah berubah,cepat menjadi sedih dan cepat menjadi gembira.
Perasaan terjebak,marah kepada pasangan dan bayinya,perasaan bersalah,dan
sangat pelupa.
b.
Faktor – Faktor Penyebab
Factor yang menyebabkan terjadinya post
partum blues bisa terjadi dari dalam dan luar individu,misalnya: ibu
belum siap mengahadapi persalinan; adanya perubahan hormone
progesterone yang ketika masa kehamilan meningkat kemudian turun secara
tiba-tiba pasca persalinan, payudara membengkak dan menyebabkan rasa sakit atau
jahitan yang belum sembuh; ketidak nyamanan fisik yang di alami wanita
menimbulkan gangguan pada emosional seperti payudara bengkak dan nyeri jahitan,
rasa mulas; Ketidak mampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan emosional
yang kompleks; Faktor umum dan paritas;pengalaman dalam proses persalinan dan
kehamilan.
Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan seperti
tingkat pendidikan,status perkawinan,kehamilan yang tidak di inginkan,riwayat
gangguan kejiwaan sebelumnya,social ekonomi. Kecukupan dukungan dari lingkungan
(suami,keluarga dan teman) apabila suami mendukung kehmilan ini,aapakah suami
mengerti persaan istri, keluarga dan teman memberikan dukungan fisik dan moril
. Strees dalam keluarga misalnya: factor ekonomi memburuk ,persoalan dengan
suami,problem dengan mertua stress yang di alami wanita itu sendiri misalnya
ASI tidak keluar , frustasi karena bayi tidak mau tidur.
Kelelahan pasca persalinan, perubahan yang pernah di alami oleh
ibu,rasa memiliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa takut kehilangan
bayinya; problem anak, setelah kelahiran bayi,kemungkinan timbul
rasa cemburu dari anak sebelumnya sehingga hal tersebut cukup mengganggu
emosional.
c.
Penanganan
Penanganan gangguan mental pasca persalinan pada prinsipnya tdak
berbeda dengan penanganan gangguan mental pada momen-momen lainnya. Para ibu
yang mengalami post partum blues membutuhkan pertolongan yang sesungguhnya.
Para ibu ini membutuhkan dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik
lainnya yang harus juga di penuhi.
Cara untuk mengatasinya,antara lain : komunikasikan segala
permasalahan atau hal lain yang ingin di ungkapkan ; bicarakan rasa cemas yang
di alami ;bersikap tulus ikhlas dlam menerima aktifitas dan peran baru setelah
melahirkan ; bersikap fleksible dan tidak terlalu perfectsionis mengurs
bayi dan rumah tangga ; belajar tenang dan menarik nafas
panjang meditasi ; kebutuhan istrahat yang cukup
,tidurlah ketika bayi sedng tidur ; berolhraga ringan ;bergabung dengan
kelompok ibu-ibu baru ; dukungan tenaga kesehatan ; dukungan suami ,keluaraga
,teman, teman sesama ibu,konsultasikan pada dokter atau orang yang professional
agar dapat meminimalisir factor risiko lainnya dan melakukan
pengwasan .
d.
Klasifikasi
1) Ringan
: post partum blues atau sering juga maternity blues atau sindroma ibu baru di
mengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering
tampak pada minggu pertama setelah persalinan ditandai dengan gejala2 : Reaksi
depresi /sedih/disporia; sering menagis,mudah tersinggung,cemas,labilitas
perasaan
2) Berat
: Depresi berat dikenal sebagai sindroma depresi non piskotik pada kehamilan
namun umumnya trejadi dalam beberapa minggu sampai bulan setelah kelahiran
Gejala-gejala
depresi berat : perubahan pada mood ;gangguan pada pola tidur ,perubahan
mental dan libido, dapat pula muncul pobia, ketakutan akan penyakit diri
sendiri atau bayinya,depresi berat akan memiliki resiko tinggi pada wanita atau
keluarga yang pernah mengalami kelainan psikiatrik atau pernah mengalami
menstrual sindrom .kemungkinan rekuren pada kehamilan berikunya.
Penatalaksanaan
depresi berat : dukungan keluarga dan sekitar ; terapi psikologis dari
psikiater dan psikolog ; kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
anti depresan ( hati- hati pemberian depresan pada wanita hamil dan menyusui )
; pasien dengan percobaan bunuh diri sebaiknya jangan di tinggal sendirian
dirumah jika di perlukan lakukan perawatan di RS ; tidak di anjurkan
untuk rooming in atau rawat gabung dengan bayinya .
e.
Pencegahan terjadinya post partum blues
1).
Persiapan diri yang baik ,artinya persiapan diri yang baik pada saat kehamilan
sangat di perlukan sehingga saat kelahiran memiliki kepercayaan diri yang baik
dan mengurangi resiko terjadinya depresi post partum .kegiatan yang dapat ibu
lakukan adalah banyak membaca artikel atau buku yang ada kairannya dengan
kelahiran ,mengikuti kelas prenatal, bergabung dengan kelompok senam hamil .
ibu dapat memperoleh banyak informasi yang diperlukan sehingga pada saat
kelahiran ibu sudah siap dan hal traumatis yang mungkin mengejutkan dapat di
hindari.
2).
Olahraga dan nutrisi yang cukup , dengan olah raga dapat menjaga
kondisi dan stamina sehingga dapat membuat keadaan emosi juga lebih baik.
Nutrisi yang baik asupan makanan maupun minum sangat penting pada periode post
partum
3).
Support mental dan lingkungan sekitar ,,dukungan ini
tidak hanya dari suami tapi dari keluarga ,teman,dan lingkungan sekitar .
4).
Ungkapkan apa yang dirasakan ,ibu post partum jangan memendam perasaan sendiri
.jika mempunyai masalah harus segera dibicarakan baik dengan suami
maupun orang terdekat
5).
Mencari informasi tentang depresi post partum ,informasi tentang depresi post
partum yang kita berikan akan sangat bermanfaat sehingga ibu mengetahui factor
–faktor pemicu sehingga dapat mengantisifikasi atau mencari bantuan
jika mengahdapi kondisi tersebut.
6).
Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak ,membersihkan rumah dan
pekerjaan rumah tangga lain dapat membantu melupakan gejolak emosi yang timbul
pada periode post partum.
2. Depresi
Post Partum
Depresi post partum merupakan tekanan jiwa sesudah melahirkan
mungkin seorang ibu baru akan merasa benar-benar tidak berdya dan merasa serba
kurang mampu,tertindih oleh beban terhadap tangung jawab terhadap bayi dan
keluarganya,tidak bisa melakukan apapuan untuk menghilangakan perasaan
itu.Depresi post partum dapat berlangsung selama 3 bulan atau lebih dan
berkembang menjadi depresi lain lebih berat atau lebih ringan.Gejalanya sama
saja tetapi di samping itu,ibu mungkin terlalu memikirkan kesehatan bayinya dan
kemampuanya sebagai seorang ibu.
Jadi pada dasarnya depresi menyerang siapa aja,tetapi terutama
orang-orang usia tengan baya (usia 35-50 tahun) .Misalnya gagalnya mencapai
sasaran-sasaran yang telah di rencanakan anak-anak mulai meningalkan rumah dan
lain-lain,semua ini bisa menyebabkan depresi.Menurut catatan psikiater
orang-prang yang menikah lebih banyak mengalami depresi dari pada
yang yang tidak menikah.Para ahli mengatakan hal ini di sebabkan oleh
konflik-konflik interpersonal yang timbul dalam relasi yang dekat didalam
perkawinan.
Di samping itu perempuan dua kali lebih banya di diagnosa
sebagai memngalami depresi dari pada laki-laki penyeba masie belum di ketahui
dengan pasti.Apakah mungkin karena bedanya biologis karena wanita lebih mudah
menyatakan perasaanya atau karena perempuan lebih banyak mengalami stress
sosial karena tidak berhasil memenuhi keinginan mereka di masyarakat.
a.
Predisposisi
Faktor terjadinya depresi post partum diantaranya
adalah ada di dalam keluara penderita penyakit mental ;
kurangnya dukungan sosial dan dukungan keluarga serta teman; kekhawatiran akan
bayi yang sebetulnya sehat;kesulitan selama persalinan dan melahirkan;merasa
terasing dan tidak mampu; masalah/perselisihan perkawinan atau
keuangan;kehamilan yang tidak di inginkan.
b.
Etiologi
Penyebab kesedihan atau
depresi atau sehabias melahirkan tidak jelas.Penurunan tingakt hormon yang
tiba-tiba,terutama sekali estrogen dan progesteron dapat berperan. Depresi yang
hadir sebelum kehamilan lebih mungkin berkembang ke dalam depresi post partum
wanita yang telah memiliki depresi sebelum hamil harus memberitahukan kepada
dokter atau bidan mengenal hal tersebut selama kehamilam. Depresi juga
merupakan sebuah penyakit yang berlangsung di dalam sebuah keluarga.Kadangkalah
tidak jelas penyebab dari depresi itu sendiri.
Faktor
penyebab depresi post partum di sebabkan oleh 4 faktor yaitu sebagai
berikut :
1) Faktor kostitusional:
ganguan post partum berkaitan dengan status paritas riwayat obstetri pasien
yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta ada komplikasi dari kehamilan
dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih banyak pada wanita
primipara.Primipara lebih umum menderita blues karena setelah melahirkan wanita
primipara berada dalam proses adaptasi,kalau dulu hanya memikirkn diri sendiri
begitu bayi lahir jika ibu tidak paham perannya ia akan menjadi bingung
sementara bayinya harus tetap di rawat.
2) Faktor
fisik: Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya ganguan
mental slama 2 minggu pertama menunjukan bahwa faktor fisik di hubungkan dengan
kelahiran pertama merupakan faktor penting.Perubahan hormon scara drastis
setelah melahirkan dan periode laten selama 2 hari diantara kelahiran dan
munculnya gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada
keseimbangan.Kadang-kadang progesteron naik dan estrogen menurun secara cepat
setelah melahirkan merupakan penyebab yang sudah pasti.
3) Faktor psikologis:
Peralihan yang cepat dari keadaan dua dalam satu pada akhir kehamilan menjadi
dua induvidu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian pesikologis
induvidu. Klaus dan kennel mengindikasikan pentingnya cinta dan penangulangan
masa peralihan ini untuk memulai hubungan baik antara ibu dan anak.
4) Faktor sosial : Paykel
mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai lebih sering menimbulkan
depresi pada ibu-ibu selain kurangnya dukungan dalam perkawinan.
c. Klasifikasi
Ada 3 tipe depresi post partum diantaranya yaitu :
1) Depresi ringan (Kemurungan): inilah tipe depresi yang paling
umum.Biasanya singkat dan tidak terlalu mengangu-mengangu kegiatan-kegiatan
normal.
2) Depresi sedang/moderat(perasaan tak berpengharapan: Geja;anya
hampir sama dengan depresi ringan tetapi lebih kuat dan lebih lama berakhir.
3) Depresi berat (terpisah dari
realita): Kehilangan interesdari dunia luar dan perubahan tingkah
laku yang serrius dan berkepanjangan merupakan karakteristiknya.
d.
Karakteristi
1) Mimpi buruk,kebiasaanya terjadi sewaktu tidur karena mimpi
yang menakutkan individu itu sering terbangun sehingga dapat mengakibatkan
insomnia.
2) Insomnia,timbul sebagain gejala suatu ganguan lain seperti
kecemasan dan depresi ganguan emosi lain yang terjadi dalam hidup
manusia.
3) Phobia,rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau
keadaan yang tidak dapat di hilangakan atau ditekan oleh pasien,biarpun di
ketahuinya irasional adanya.
4) Meningkatkan sensifitas, periode pasca kelahiran
meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan diri.
5) Perubahan mood,menyatakan bahwa depresi post partum muncul
dengan gejala-gejala sebagai berikut : kurang nafsu makan,sedih,murung,perasaan
tidak berharga, mudah marah, kelelahan ,insomnia, enorexia, merasa tergangun
dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi melukai diri, anhedonia, menyalahkan
diri, lemah dalam kehendak dan dll.
e.
Pencegahan depresi post partum
Pencegahan terbaik adalah denga mengurangi faktor resiko
terjadinnya ganguan psikologis pada ibu hamil dan ibu pasca persalinan (post
partum).Hal-hal yang dapat di lakukan untuk mengurangi faktor resiko yaitu:
1) Pemberian dukungan dari pasangan, keluarga,
lingkungan,maupun profesional selama kehamilan, persalinan dan pasca persalinan
dapat mencegah depresi
2) Mencari tahu tentang ganguan psikologis yang mungkin
terjadi pada ibu hamil yang bru saja melahirkan sehingga jika terjadi gejala
dapat di kenali dan di tangani segera
3) Konsumsi makanan sehat,istirahat cukup dan olaraga
minimal 15 menit perhari dapat menjaga suasana hati tetap baik.
4) Mencegah pengambilan keputusan yang berat selama
kehamilan,
5) Mempersiapkan diri secara mental dengan membaca
buku atau artikel tentang kehamilan dan persalinan serta mendengarkan
pengalaman wanita lain yang pernah melahirkan dapat mermbantu menguranggi
ketakutan.
6) Menyiapkan seseorang untuk membantu keperluan
sehari-hari(memasak membersihkan rumah,belanja dll).
3. Psikosa Post Partum
Psikosa pospartum Merupakan gangguan jiwa yang berat yang
ditandai dengan waham, halusinasi dan kehilangan rasa kenyataan ( sense of
reality ) yang terjadi kira-kira 3-4 minggu pasca persalinan. Merupakan
gangguan jiwa yang serius, yang timbul akibat penyebab organic maupun emosional
( fungsional ) dan menunjukkan gangguan kemampuan berfikir, bereaksi secara
emosional, mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan tindakan sesuai
kenyataan itu, sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari
sangat terganggu. Psikosa postpartum adalah depresi yang terjadi pada minggu
pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan.Psikosa terbagi dalam dua golongan
besar, yaitu :
1. Psikosa
fungsional
Merupakan gangguan psikologis yang faktor penyebabnya terletak
pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat
keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau pengalaman yang terjadi
dalam kehidupan seseorang.
2. Psikosa
organik
Disebabkan
oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab dari
suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jiwa seseorang.
a.
Faktor resiko
1) Riwayat psikosis, gangguan bipolar (GB) atau skizofrenia
2) Riwayat keluarga psikosis, gangguan bipolar, atau
skizofrenia
3) Berulang pada 20 – 50 % kasus.
4) Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang
bersifatepisodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan
campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup
5) Skizofrenia : gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh
kemunduran fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri.
6) Skizofrenia Tipe I ditandai dengan menonjolnya gejala-gejala
positif seperti halusinasi, delusi, dan asosiasi longgar, sedangkan pada
7) Skizofrenia Tipe II ditemukan gejala-gejala negative
seperti penarikan diri, apati, dan perawatan diri yang buruk.
Wanita dengan riwayat pribadi psikosis, gangguan bipolar atau
skizofrenia memiliki peningkatan risiko mengembangkan psikosis
postpartum. Demikian juga, wanita yang memiliki riwayat keluarga
psikosis, gangguan bipolar atau skizofrenia memiliki kesempatan lebih besar
untuk mengembangkan gangguan tersebut. Additonally, wanita yang
telah memiliki insiden masa lalu postpartum psikosis adalah antara 20% dan 50%
lebih mungkin mengalami lagi dalam masa kehamilan.
b.
Etiologi
1) Faktor sosial kultural ( dukungan suami dan keluarga,
kepercayaan atau etnik )
2) Faktor obstetrik dan ginekologik ( kondisi fisik ibu dan
kondisi fisik bayi )
3) Faktor psikososial ( adanya stresor psikososial, faktor
kepribadian, riwayat mengalami depresi, penyakit mental, problem emosional dll
)
4) Faktor keturunan
5) Karakter personal seperti harga diri yang rendah.
6) Perubahan hormonal yang cepat.
7) Masalah medis dalam kehamilan ( pre-eklampsia, DM ).
8) Marital disfungsion atau ketidak mampuan membina
hubungan dengan orang lain yang mengakibatkan kurangnya dukungan.
9) Unwanted pregnancy atau kehamilan
tidak di inginkan
10) Merasa
terisolasi.
11) Kelemahan, gangguan tidur ( imsomnia ), ketakutan
terhadap suatu masalah, ketakutan akan melahirkan anak cacat atau tidak
sempurna.
Disamping itu, disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder
atau masalah psikiatrik lainnya yang disebut schizoaffektif disorder. Wanita
tersebut mempunyai resiko tinggi untuk terkena post partum psikosa.
c.
Epidemiologi
Insiden psikosis post partum sekitar 1-2 per 1000 kelahiran.
Gejala psikosis post partum muncul pada hari sampai 4-6 minggu post partum
d.
Anamnesis
Onsetnya mendadak, 2-4 minggu setelah pelahiran. Sebagian besar
muncul dengan depresi, tetapi 1/3 dapat muncul dengan mania (suasana hati yang
elasi.iritabel, disinhibisi.bertindak semaunya, perhatiannya mudah teralihkan,
aktivitas berlebihan, pemboros, suka menyerang, tidak banya bicara, loncat
gagasan/flight of idea, kurang tidur), halusinasi, waham, kebingungan,
kurangnya tilikan.
e.
Patofisiologi
Kesehatan jiwa wanita sangat mempengaruhi kesehatan wanita. Pada
usia produktif gangguan kesehatan wanita sering berhubungan dengan perannya
sebagai istri, ibu dan pekerja, kondisi kesehatan fisik terutama kondisi bagian
tubuh yang menjadi simbol kewanitaan, penganiayaan fisik dan mental. Proses berduka,
kemurungan dan psikosa pasca melahirkan, serta bunuh diri yang merupaka reaksi
negatif dari ganggguan terhadap kesehatan jiwa.
Penelitian psikodinamik menunjukkan, pada gangguan psikiatrik
pasca persalinan terdapat konflik antar ibu dengan perannya sebagai ibu yang
harus mengasuh anaknya, dengan kelahiran anaknya dan hubungan dengan suaminya.
Konflik ini mempunyai peranan dalam menentukan identitas dirinya sebagai ibu
yang tidak dapat berkomunikasi dengan bayinya, menghambat ibu menemukan jati
dirinya, dan merupakan hambatan dini hubungan timbal balik antara ibu dan anak.
Gangguan psikoatrik yang terjadi pada masa pascapersalinan bukan
suatu sindrom psikiatrik yang baru, tapi merupakan gangguan yang biasa didapat,
antara lain postpartum blues, depresi postpartum dan psikosis postpartum.
Gangguan ini dapat terjadi mulai sejak hari pertama sampai 4-6 minggu pasca
melahirkan. Bahkan marce sosiety mengemukakan psikosa ini dapat terjadi sampai
1 tahun setelah melahirkan.
Gejala yang dapat timbul pada masa ini sangat berat, berbahaya
dan merupakan kondisi darurat sebab penderita dapat membahayakan diri sendiri
dan mengganggu lingkungannya,seperti tindakan bunuh diri dan membunuh bayinya.
Gangguan nonpsikotik pada periode pascapersalinan cukup tinggi, penelitian menunjukkan
20-40% wanita hamil mengalami gangguan emosional atau disfungsi kognitif,
ataupun keduanya. Angka kejadian psikosis pascapersalinan adalah 1-2 per 1000
kelahiran dari seluruh wanita pascapersalinan.Umumnya gangguan psikiatrik pasca
melahirkan timbul setelah hari ke 3 pasca persalinan.
f.
Tanda dan Gejala
Gejala awal :
1. Perasaan
sedih, kecewa dan putus asa
2. Sulit
tidur atau imsomnia
3. Sering
menangis
4. Gelisah,
cemas dan iritable yang berlebihan
5. Merasa
Letih dan lelah
6. Semangat
menurun ataupun kehilangan sensasi menyenangkan
7. Mudah
tersinggung / labil
8. Sakit
kepala
9. Peningkatan
ataupun penurunan berat badan secara tiba-tiba
10. Memperlihatkan
penurunan minat pada bayinya
11. Menolak
makan dan minum
Gejala
lanjutan :
1. Curiga
berlebihan
2. Kebingungan
3. Sulit
konsentrasi
4. Bicara
meracau atau inkoheren
5. Irasional
6. Pikiran
obsesif ( pkiran yang menyimpang dan berulang-ulang )
7. Agresif
8. Impulsif
( bertindak diluar kesadaran )
Walaupun
banyak wanita pasca melahirkan mengalami depresi postpartum tapi tidak semuanya
berlanjut menjadi psikosa postpartum. Tapi setiap psikosa postpartum pasti di
awali oleh depresi pospartum dan bisa sampai melukai diri sendiri bahkan
membunuh anak-anaknya.
Gejala
yang sering terjadi adalah:
1.
Delusi
2. Halusinasi
3.Gangguan
saat tidur
4.Obsesi
mengenai bayi
Gejala Klinik
Pada wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena perubahan
mood secara drastis, dari depresi ke kegusaran dan berganti menjadi euforia
dalam waktu singkat. Penderita kehilangan semangat dan kenyamanan dalam
beraktifitas,sering menjauhkan diri dari teman atau keluarga, sering mengeluh
sakit kepala dan nyeri dada, jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa
cepat.
g.
Penanganan
Respon yang terbaik dalam menangani kasus psikosis pospartum ini
adalah kombinasi antara psikoterapi, lingkungan sekitar ibu dan medikasi
seperti antidepresan, jika tidak memungkinkan untuk ibu dirawat dirumah
sebaiknya ibu dirawat dirumah sakit. Libatkan anggota keluarga dalam penanganan
terutama suami sehingga dapat dibangun pemahaman dari orang-orang terdekat ibu
terhadap apa yang dirasakan dan dibutuhkan ibu.
h.
Pencegahan
Beberapa intervensi berikut ini dapat membantu wanita terbebas
dari ancaman depresi dan psikosa postpartum, yaitu :
1)
Pelajari diri sendiri
Pelajari
dan mencari informasi mengenai depresi dan psikosa pospartum, sehingga ibu dan
keluarga sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka akan segera
mendapatkan penanganan yang tepat.
2) Tidur dan makan yang cukup
Diet
nutrisi penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan
tidur yang cukup. Keduanya penting dalam periode pospartum.
3) Olahraga
Merupakan
kunci untuk mengurangi depresi postpartum, lakukan peregangan selama 15 menit
dengan berjalan kaki setiap hari, sehingga membuat ibu menjadi lebih rileks dan
lebih menguasai emosional yang berlebihan.
4) Beritahukan perasaan ibu
Jangan
takut untuk mengutarakan perasaan ibu dan mengekspresikan yang ibu inginkan dan
butuhkan demi kenyamanan ibu. Jika mempunyai masalah, segera beritahukan kepada
orang yang dipercaya ataupun orang yang terdekat.
5) Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat
Dukungan
dari orang terdekat dari mulai kehamilan, persalinan dan pospartum sangat
penting, yakinkan diri ibu bahwa keluarga selalu berada disamping ibu setiap
ada kesulitan.
6) Persiapan diri dengan baik
Persiapan
sebelum persalinan sangat diperlukan, ikutlah kelas hamil, baca buku-buku yang
dibutuhkan.
7) Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan
rumah tangga sedikit banyak dapat membantu ibu melupakan golakan perasaan yang
terjadi selama periode pospartum. Kondisi anda yang belum stabil, bisa ibu
curahka dengan memasak atau membersihkan rumah.
8) Dukungan emosional
Minta
dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sehingga ibu dapat mengatasi
rasa frustasi atau stress. Ceritakan pada mereka mengenai perubahan yang ibu
rasakan, sehingga ibu merasa lebih baik dari setelahnya.
i.
Penatalaksanaan
Postpartum kejiwaan dianggap menjadi darurat kesehatan mental.
Oleh karena itu memerlukan perhatian segera. Hal ini dikarenkan wanita yang
menderita penyakit kejiwaan tidak selalu mampu atau bersedia untuk berbicara
dengan seseorang tentang disorder-nya, mereka kadang-kadang membutuhkan
pasangan atau anggota keluarga yang lain untuk membantu mereka mendapatkan
penanganan medis yang mereka butuhkan. Kondisi ini biasanya diatasi dengan
pemberian obat, biasanya obat antipsikosis dan terkadang obat antidepresan dan/
atau antiansietas.
Banyak wanita yang juga dapat merasakan manfaat dari konseling
dan dukungan psikologis kelompok. Dengan perawatan dengan baik, sebagian besar
perempuan dapat pilih dari kekacauan.
Untuk
mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya harus lebih
memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan dukungan psikis agar
tidak merasa kehilangan perhatian.
Saran kepada penderita untuk:
1. Beristirahat
cukup
2. Mengkonsumsi
makanan dengan gizi yang seimbang
3. Bergabung
dengan orang-orang yang baru
4. Bersikap
fleksible
5. Berbagi
cerita dengan orang terdekat
6. Sarankan
untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
Tatalaksana
juga dapat berupa :
Penilaian psikiatrik (termasuk risiko bunuh diri dan risiko
terhadap bayi). Perawatan di unit psikiatri (jika mungkin ke unit spesialis ibu
dan bayi). Obat antidepresan oral, neuroleptika (gunakan secara hati – hati
jika menyusui).
j.
Pengobatan
Jika diperkirakan menimbulkan ancaman bagi diri sendiri atau
orang lain :
1. dirawat
di rumah sakit.
2. Obat2 : anti psikotik, antidepressan
dan anti ansietas.
k. Komplikasi
1. Bunuh
diri
2. Penelantaran
anak
3. Pengasuhan
yang tidak sesuai
4. Berpikir
untuk menyakiti
5. Pembunuhan
bayi
l.
prognosis
Prognosis jangka pendek baik. 20% mengalami psikosis masa nifas
yang berulang. 50 % mengalami episode psikosis berulang.
E.
Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian
asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
antara lain:
a. Memberikan dukungan
secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk
mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas
b. Sebagai promotor
hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
c. Mendorong ibu untuk
menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
d. Membuat kebijakan
perencanaan program kesehatan yang berkaitan dengan ibu dan anak dan mampu
melakukan kegiatan administrasi
e. Mendeteksi komplikasi
dan perlunya rujukan
f. Memberikan informasi
dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan,
mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan
kebersihan yang aman
g. Melakukan manajemen
asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana
tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah
komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
h. Memberikan asuhan
kebidanan secara professional.
F. CONTOH KASUS GANGGUAN PSIKOLOGI PADA MASA NIFAS
Ketika Melanie Stove menjadi hamil, dia memiliki segalanya. Dia
adalah seorang dokter sukses bahagia menikah dengan manajer penjualan farmasi.
Dia memiliki keluarga yang mendukung. Dia adalah seorang wanita hamil
berseri-seri, ingin memiliki anak dan memulai kehidupan barunya sebagai seorang
ibu. Pada tanggal 23 Februari 2001, Summer Moose lahir dengan keadaan tidak
normal, yaitu cacat Down Syndrom yang baru diketahui setelah melahirkan. Tapi
ibu Melanie, Carol, menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan putrinya.
Melanie, seperti tidak mau menerima keberadaan bayinya. Melani meyakinkan
dirinya bahwa bayinya seharusnya lahir dengan keadaan atau kondisi yang normal
karena dia adalah seorang tenaga kesehatan yang seharusnya tahu bagaimana cara
merawat kehamilannya. Melani mengalami masalah psikis atau mental yaitu tekanan
yang mendalam pada kenyataannya bahwa dia adalah seorang dokter yang lalai
menerapkan ilmu kesehatan. Melani sangat depresi, malu, dan tidak percaya diri
lagi karena pernyataan orang-orang disekitarnya yang menganggap dia adalah
seorang dokter yang tidak professional. Melani masih tidak dapat menerima
kondisi anaknya. Ketika Summer berumur satu bulan, depresi Melanie menjadi
begitu parah sehingga ia berhenti makan dan minum dan tidak bisa lagi menelan.
Dia mulai memiliki pikiran paranoid tentang orang lain - dia berpikir bahwa
tetangganya di seberang jalan semua membicarakannya karena mereka pikir dia
adalah ibu yang buruk. Dia menjadi kurus dan merasa ingin berhenti dari pekerjaannya
sebagai seorang dokter. Lalu, ia mulai mencari cara untuk mengakhiri hidupnya.
Melanie dirawat di rumah sakit tiga kali dalam tujuh minggu. Dia diberi empat
kombinasi anti-psikotik, anti-kecemasan, dan obat anti-depresan. Namun
keluarganya sudah dapat menerima kondisi anak Melani, walaupun Melani sebagai
ibunya sendiri belum dapat menerima kondisi anaknya.
Pemecahan masalahnya :
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenali
dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan terbatas, yang terjadi akibat adanya
jumlah kromosom 21 yang berlebih. Anak yang mengalam sindrom down umumnya
mengalami kelemahan otot, mulut yang terbuka, lidah yang terjulur, ukuran
telinga yang abnormal, gangguan pendengaran, mengalami gangguan penglihatan,
dan sebagainya. Intervensi dini yang kita lakukan adalah jika anak tersebut
misalnya: mengalami gangguan pendengaran, dapat melakukan pemeriksaan telinga
sejak awal kehidupan dilakukan test pendengaran secara berkala, atau jika anak
mengalami kelainan mata dapat dilakukan pemeriksaan yang rutin ke dokter mata.
Memberikan lingkungan yang baik bagi anak, memberikan aktivitas motorik kasar
dan halus dengan bermain dengan teman sebayanya, dan peran orang tua sangat
dibutuhkan. Dari kasus ini, ibu Melani harus diberi banyak dukungan dan
pengertian dari orang-orang terdekatnya seperti suami, keluarga, maupun
orang-orang disekitarnya, bahwa kelalaian adalah manusiawi. Sebagai sesama
tenaga kesehatan kita sebagai bidan harus saling menguatkan dengan member
penyuluhan tentang penyakit-penyakit yang dapat terjadi di saat masa kehamilan
sampai masa nifas, memberi tahu disekitar lingkungan masyarakat ibu Melani
tentang sebenarnya down sindrom itu sendiri tidak diketahui selama kehamilan,
maka sepenuhnya hal ini tidak harus menjadi beban psikis bagi ibu, karena
memang bukan kesalahannya.. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri dokter Melani,
kita bisa membantu dia dengan memberikan konseling dan membantu memantau
perkembangan anaknya dan tentunya memberi semangat pada dokter Melani untuk
melanjutkan pekerjaannya sebagai dokter tanpa terus-terusan menyalahkan diri
sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses adapatasi
psikologi sudah terjadi selama kehamilan,menjelang proses kehamilan maupun
setelah persalinan. Pada periode tersebut kecemasan seorang wanita dapat
bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas
merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai
bertambah
Gangguan psikologi
post partum diantaranya depresi post parum, post partum blues, dan post partum
psikosa.
Post Partum Blues (PBB) sering juga disebut
sebagai maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma
gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah
persalinan.
Depresi post partum
adalah tekanan jiwa sesudah melahirkan mungkin seorang ibu bru akan merasa
benar-benar tidak berdya dan merasa serba kurang mampu,tertindih oleh beban
terhadap tangung jawab terhadap bayi dan keluarganya,tidak bisa melakukan
apapuan untuk menghilangakan perasaan itu.Depresi post partum dapat berlangsung
selama 3 bulan atau lebih dan berkembang menjadi depresi lain lebih berat atau
lebih ringan.Gejalanya sama saja tetapi di samping itu,ibu mungkin terlalu
memikirkan kesehatan bayinya dan kemampuanya sebagai seorang ibu.
Psikosa pospartum
Merupakan gangguan jiwa yang berat yang ditandai dengan waham, halusinasi dan
kehilangan rasa kenyataan ( sense of reality ) yang terjadi kira-kira 3-4
minggu pasca persalinan. Merupakan gangguan jiwa yang serius, yang timbul
akibat penyebab organic maupun emosional ( fungsional ) dan menunjukkan
gangguan kemampuan berfikir, bereaksi secara emosional, mengingat,
berkomunikasi, menafsirkan kenyataan dan tindakan sesuai kenyataan itu,
sehingga kemampuan untuk memenuhi tuntutan hidup sehari-hari sangat terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
http://vitachuaby.blogspot.com/2011/02/makalah-nifas.html
http://merpatigosong.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://upeeknouvelz.blogspot.com/2009/11/kebutuhan-kebersihan-diri-masa-nifas.ht
http://asuhankebidanan.net/2011/asuhan-kebidanan-ibu-postpartum-di-rumah/